Mangupura, balibercerita.com –
Selain konsisten melestarikan mangrove, Kelompok Nelayan Wanasari Kelurahan Tuban juga melakukan budi daya kepiting bakau. Mereka saat ini menerapkan sistem vertical crab house alias apartemen kepiting, dalam upaya pembesaran dan penggemukan kepiting. Sistem tersebut merupakan teknologi terbarukan budi daya kepiting bakau yang diberikan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Badung pada 12-13 September 2023.
Ketua Kelompok Nelayan Wanasari Tuban, I Made Sumasa menyampaikan, apartemen kepiting bukanlah hal yang baru di Indonesia, tapi memang masih jarang diterapkan kelompok nelayan pembudidaya kepiting bakau. “Sistem ini sebenarnya sudah diterapkan di negara-negara maju. Tapi di Indonesia masih sangat jarang, khususnya di kelompok nelayan. Kebanyakan sistem ini diterapkan oleh pengusaha,” ungkapnya Jumat (24/11).
Apartemen kepiting dinilainya memiliki banyak manfaat dalam upaya budi daya kepiting bakau, seperti menghemat lahan, meminimalkan risiko kematian kepiting akibat kanibalisme, memaksimalkan upaya penggemukan maupun pengontrolan, serta mencegah potensi gangguan eksternal dari biawak, ular, maupun tikus. “Sistem ini membuat kontrol pemberian pakan menjadi lebih mudah, menekan angka kematian kepiting, dan mempermudah saat panen,” ucapnya.
Sebelum menerapkan sistem apartemen kepiting, pihaknya melakukan budi daya kepiting bakau dengan menerapkan silvofishery. Metode itu tergolong konvensional, yaitu dengan menggunakan keramba jaring tancap pada area pembesaran kepiting di habitat asli kepiting bakau. Hal ini membuat pihaknya menemui sejumlah kendala dan tantangan dalam upaya pembesaran kepiting, khususnya terkait tingkat kematian bibit kepiting masih cukup tinggi yaitu sekitar 15 persen. Sedangkan ketika menggunakan metode apartemen kepiting, ia yakin dapat meningkatkan budi daya yang mencapai di atas 80 persen.
Apartemen kepiting ini bisa dibilang layaknya kandang khusus pembesaran hewan. Dalam setiap box berisi 1 kepiting yang tersusun berjejer secara vertikal menyerupai apartemen. Box itu dikondisikan layaknya habitat kepiting berkembangbiak. Air input yang sudah diolah melalui daur ulang akan memenuhi kebutuhan kepiting. Kotoran kepiting akan dikeluarkan melalui sirkulasi air, untuk difiltrasi RAS (Recirculating Aquaculture System) dan dikembalikan lagi ke apartemen.
RAS merupakan sistem yang sering dipakai dalam budidaya ikan, termasuk kepiting. Sistem ini memungkinkan pemanfaatan air secara terus-menerus (resirkulasi air), dengan menerapkan sistem filter berlapis seperti fisika filter, biologi filter, UV dan oksigen generator. Hal ini bertujuan untuk mengontrol dan menstabilkan kondisi lingkungan kepiting, dan mengurangi jumlah penggunaan air.
Dengan demikian, kualitas air juga akan tetap terjaga, pemberian pakan yang terkontrol, dan mempermudah pengawasan. “Pada saat panen ini juga akan sangat memudahkan, karena nelayan tidak perlu masuk berkotor-kotoran di lumpur tempat area pembesaran,” paparnya
Dari 504 box apartemen yang diberikan Pemkab Badung, saat ini kondisinya hanya terisi 420 box anakan kepiting bakau. Hal ini disebabkan karena sebanyak 86 box, kondisi material tutup box cukup lembek dan mudah diterjang kepiting. Ukuran kepiting yang ditempatkan pada masing-masing berukuran sekitar 140 ons. Dengan adanya sistem ini, selama 3 bulan kedepan ia meyakini ukuran kepiring kesepan dapat mencapai sekitar 250 gram dan siap dipanen.
Diceritakannya, pemberian bantuan apartemen kepiting itu didasarkan pengajuan proposal dari Kelompok Nelayan Wanasari Tuban sekitar setahun lalu. Saat itu, pihaknya meminta adanya bantuan pemerintah dalam pembesaran kepiting bakau dengan penerapan teknologi terbarukan. Hal itu kemudian mendapat respons positif dari Pemkab Badung, sehingga lahirlah bantuan dan pelatihan sistem budi daya crab house alias apartemen kepiting.
“Selaku kelompok nelayan, kami menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas perhatian dari Pemkab Badung melalui Dinas Perikanan Kabupaten Badung. Melalui penerapan teknologi ini semoga nantinya dapat meningkatkan hasil budi daya kepiting bakau kami di nelayan Wanasari Tuban,” sebutnya. (BC5)