Tabanan, balibercerita.com –
Pura Kahyangan Kedatuan Raksa Sidhi terletak di Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Berada dekat dengan objek wisata Jatiluwih, keindahan terasering hingga sungai berair sangat jernih di sisi jalan setapak menuju kawasan pura akan memanjakan mata.
Air jernih yang muncul dari balik bebatuan di kawasan pangelukatan di pura ini memiliki khasiat beragam. Dipercaya, melukat di sini mampu menyembuhkan beragam penyakit, mulai dari stres hingga untuk mendapatkan keturunan.
Ada belasan mata air yang bisa digunakan untuk melukat. Sebelum melukat, umat akan diarahkan untuk matur piuning atau memohon izin terlebih dahulu di Pura Dukuh Sakti. Bagi umat yang hendak melukat, disarankan membawa pejati sebanyak tiga buah yang akan dihaturkan di Pura Dukuh Sakti, Beji, dan di Luhur atau areal utama pura.
Setelah matur piuning di Pura Dukuh Sakti, umat kemudian melanjutkan dengan melukat tentunya dengan terlebih dahulu menghaturkan pejati di Beji. Di tiap-tiap tempat melukat sudah tertera nama pangelukatannya. Jadi, umat tidak akan bingung jika hendak lebih khusyuk atau memiliki tujuan khusus saat melukat.
Usai melukat, umat seyogyanya berganti pakaian adat Bali. Jangan khawatir, di pura ini sudah tersedia loker untuk menyimpan pakaian atau barang berharga. Tersedia pula toilet dan kamar ganti. Usai ganti pakaian, umat diperkenankan untuk bersembahyang di area utama pura.
Mangku Taman yang merupakan pengayah di pura setempat mengatakan, kawasan suci tersebut sejatinya sudah ada sejak dahulu. Namun, baru ditata lebih lanjut pada tahun 2022, yang mencakup penataan palinggih, 17 pangelukatan, dan bangunan lainnya, hingga akhirnya jadi seperti sekarang.
“Ada beragam khasiat dari pangelukatan di Pura Kahyangan Kedatuan Raksa Sidhi. Dari menghilangkan stres, menetralisir penyakit niskala, untuk mendapatkan keturunan, serta berbagai hal lainnya,” ujarnya.
Ia pun berpesan, jika saat melukat umat merasakan hal aneh seperti kepala terasa berat, mual, ingin berteriak atau menangis, hendaknya dipasrahkan saja. Sebab, hal itu diyakini sebagai sebuah proses pemulihan atau penyembuhan. (BC13)