
Semarapura, balibercerita.com –
BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian, khususnya pertanian rumput laut di Nusa Lembongan. Dukungan tersebut diwujudkan melalui Branch Office BRI Semarapura dengan pemberian sarana dan prasarana budi daya hingga kemudahan KUR bagi petani.
Ketua Kelompok Budidaya Rumput Laut Kerthi Darma, I Kadek Lulus, Selasa (26/11) menuturkan, pihaknya sangat terbantu dengan bantuan sarpras budi daya yang diberikan BRI berupa tali dan jaring. Bantuan ini sangat dibutuhkan petani mengingat berbudi daya rumput laut memang telah menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat di Nusa Lembongan, khususnya Klaster Kerthi Darma.
Budi daya rumput laut telah dilakoni secara turun temurun, bahkan dari kegiatan usaha ini mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangga petani, dan menyekolahkan anak-anaknya. “Hasil dari bertani rumput laut ini cukup besar makanya sampai bisa menghidupkan keluarga dari nenek moyang kami sampai sekarang,” ujarnya.
Pada beberapa periode sebelumnya, harga rumput laut sempat jatuh sehingga petani vakum selama empat tahun. Namun, saat pandemi Covid-19 melanda yang mana sektor pariwisata di Nusa Lembongan terpukul, menyebabkan masyarakat kembali bertani rumput laut. Bahkan, harga rumput laut cukup baik sehingga dampak pandemi Covid-19 secara ekonomi hampir tidak terasa oleh masyarakat.
Untuk memudahkan dalam mengelola petani, klaster-klaster petani dibentuk, salah satunya Klaster Kerthi Darma. Beranggotakan sebanyak 25 anggota yang mengelola masing-masing lahan 5-7 are. “Kelompok ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun, kami mulai aktif kembali sejak beberapa tahun terakhir. Kebetulan saat itu prospek rumput laut sangat bagus sehingga 80 persen petani terjun lagi ke rumput laut,” ungkapnya.
Rumput laut saat ini berkembang cukup baik didukung dengan cuaca yang baik juga. Panen yang dilakukan setiap 35 hari sehingga petani bisa panen 5 kali dalam setahun. Hasil panen kemudian dikeringkan dan dijual ke pengepul dengan harga Rp13 ribu sampai Rp15 ribu per kg kering.
Namun tidak semua hasil panen dijual, hanya 50 persen yang dijual dan 50 persen dijadikan bibit kembali. Hasil panen dikirim ke Kusamba, Klungkung, Surabaya, serta ada juga yang diekspor.
Selain bantuan sarana dan prasarana produksi, petani rumput laut di klasternya juga diberikan bantuan pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan produktivitas pertanian. Anggota klasternya juga sangat terbantu dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI. Hasil dari penjualan rumput laut juga langsung masuk ke tabungannya yaitu Simpedes.
Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya mengungkapkan, bantuan sarana dan prasarana serta pelatihan yang diberikan oleh BRI merupakan wujud dukungan BRI terhadap usaha pertanian, khususnya rumput laut. “Dengan bantuan ini kami harapkan para petani lebih produktif dan kreatif sehingga hasil pertanian dan perekonomian petani dapat meningkat,” katanya. (BC13)