Mangupura, balibercerita.com –
Ada yang berbeda pada pelaksanaan upacara Nangluk Merana lan Pamlepeh Sasih di Desa Adat Kuta, khususnya pada bagian nangluk merana. Tahun ini, nangluk merana tidak dipusatkan di Pura Dalem Kahyangan, melainkan di Pantai Kuta, tepatnya di areal Pura Segara setempat.
Bendesa Adat Kuta Komang Alit Ardana mengungkapkan, perubahan tersebut berdasarkan hasil paruman Desa Adat Kuta. Sejumlah hal menjadi pertimbangan seperti adanya pelawatan Ida Batara di Banjar Pande yang belum diupacarai mapinton, permintaan pangempon pelawatan, dan perbaikan Pura Dalem.
Menurutnya, perubahan lokasi pusat upacara nangluk merana tidak berlangsung permanen, melainkan hanya kali ini saja, menyesuaikan kondisi. Secara umum, ritual yang digelar, Rabu (4/12), berjalan lancar.
Dimulai dengan ritual pecaruan di catus pata sekitar pukul 06.00 Wita. Dilanjutkan tawur di masing-masing ciri oleh krama, untuk kemudian Ida Batara Pelawatan akan diiring kembali ke payogan. Masyarakat nunas nunas tirta di Pura Segara sebagai pusat upacara nangluk merana.
Adapun tujuan nangluk merana adalah pembersihan dan memohon tirta amertha kepada Ida Batara untuk keselamatan dan kesejahteraan. Pamelepeh sasih artinya memohon keselamatan saat pergantian bulan, khususnya sasih kanem yang dikenal sebagai musim sakit.
Sementara itu, terdapat rencana perubahan nama ritual ini menjadi Nangluk Merana lan Pemahayu Jagat. Usulannya akan disampaikan dalam paruman mendatang. Pemahayu jagat berarti memohon kepada Bhatari Durga yang berstana di Pura Dalem Kahyangan agar umat diberikan kesehatan dan umur panjang. Karena itulah, nama Nangluk Merana Lan Pemahayu Jagat dinilai lebih tepat. (BC5)
