Mengenal Upacara Munggah Deha Teruna, Tradisi Unik Puri Satria Dalem Kaleran Kuta 

0
135
Kuta
Prosesi ngunya yaitu sang anak yang menginjak remaja ditandu berkeliling Kuta. (BC5)

Mangupura, balibercerita.com – 

Kendati dijuluki sebagai kampung turis dengan pergaulan lintas negara, pelestarian seni, adat, budaya dan tradisi di Kuta tidak pernah lekang oleh zaman. Salah satunya yaitu upacara Munggah Deha Teruna yang dilaksanakan Puri Satria Dalem Kaleran Kuta, sebagai wujud menjaga tradisi warisan leluhur. Tradisi ini lazim dilaksanakan pada saat anak mulai menapaki masa remaja atau menek deha. 

Di Puri Satria Dalem Kaleran Kuta sendiri, tradisi ini pada tanggal 26 Juni 2023, dilaksanakan kepada generasi ke-10 puri. Saat itu, ada 9 anak keturunan Puri Satria Dalem Kaleran Kuta yang diupacarai Munggah Deha Teruna. Puri tersebut menjadi salah satu puri di Kuta yang keluarganya menyandang status Dewa. 

Pamucuk Karya Munggah Deha Teruna, I Dewa Gede Mayun didampingi Kelian Semeton Puri Satria Dalem Kaleran Kuta, I Dewa Putu Manik menerangkan, tradisi ini disebut dengan Ngeraja Sewala untuk anak perempuan dan Ngeraja Singa untuk anak laki-laki. Tujuan upacara ini adalah untuk memohon ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam prabawa/perwujudan-Nya sebagai Sang Hyang Semara Ratih, agar berkenan menganugerahkan sinar suci-Nya sebagai lentera yang akan menuntun anak-anak didalam menjalankan swadharma/kewajiban hidupnya sebagai anak yang sudah menginjak remaja. Sehingga si anak selalu berada di jalan dharma. 

Baca Juga:   Upaya Pengelola Bandara Ngurah Rai Fasilitasi Penumpang yang Terjebak Macet

Upacara Munggah Deha Teruna merupakan upacara Manusa Yadnya yang bermakna sebagai wujud tanggung jawab orang tua kepada anak-anaknya, dalam memberikan bimbingan dan membina anak-anaknya didalam setiap jenjang kehidupannya. Sehingga si anak dapat berkembang secara baik, mandiri dan bertanggung jawab sejalan dengan pertambahan usia mereka.

Upacara tersebut juga sebagai wujud doa dan syukur orang tua kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena putra putri mereka sudah dapat melewati setiap fase kehidupannya. Mulai dari dalam kandungan, sampai menginjak masa remaja dengan baik dan anak-anak selalu berada dalam keadaan sehat. “Inilah sesungguhnya perwujudan dari cinta dan kasih tanpa batas dari orang tua terhadap anak-anaknya,” tegasnya.

Tahun ini, upacara tersebut dilaksanakan kepada 9 anak remaja keturunan Puri Satria Dalem Kaleran Kuta yaitu I Dewa Gede Agung Purwa Rajendra (14 tahun) putra dari pasangan I Dewa Gede Mayun dengan Ida Ayu Komang Puspa Dewi, Dewa Ayu Novita Mahesa Jaya (14 tahun) putri dari Dewa Made Jaya dan Dewa Ayu Putu Suastini, Dewa Ketut Nathan Indra Prabawangsa (12 tahun) putra dari I Dewa Putu Oka Diatmika bersama I Gusti Agung Ayu Widari. Kemudian, I Dewa Ayu Dahayu Avta Kayana (16 tahun) dan I Dewa Ketut Dhamadhipa Jnanesa (13 tahun) buah hati dari Dewa Ketut Ekajaya dan Ni Nyoman Desniari, Dewa Made Oka Gangga Rama Sunia (16 tahun) dan Dewa Ayu Ketut Shinta Maharani (13 tahun) putra-putri pasangan I Dewa Made Oka Sukarja dengan Desak Made Wirianti, I Dewa Gede Ketut Abirama Wibawa (15 tahun) dan I Dewa Ayu Putu Kayana Natha Swari (12 tahun) putra-putri dari I Dewa Gede Ketut Rimbawa bersama Ni Gusti Agung Oka Trisna Dewi. “Upacara ini dipuput oleh Ida Ratu Pedanda Putra Bluwangan dari Griya Gede Delod Pasar, Sanur, Denpasar,” sebutnya. 

Baca Juga:   Pakelem di Pantai Geger, Ungkapan Rasa Syukur Suksesnya KTT G20

Dalam prosesinya, Munggah Deha Teruna diawali dengan upacara ngekeb. Upacara ini dilaksanakan di sebuah ruangan yang dipersiapkan secara khusus. Sang anak akan dipingit dan tidak diperkenankan keluar kamar selama satu hari penuh yaitu mulai dari upacara ngekeb sampai puncak pelaksanaan upacara keesokan harinya. 

Baca Juga:   Penting, Dasar Pemahaman Sastra Bagi Calon Pandita dan Pinandita

Pelaksanaan upacara ngekeb ini bermakna untuk mempersiapkan anak-anak saat memasuki masa remajanya. dengan proses pematangan pikiran, perkataan dan perbuatan. Ketika sang anak akan menapaki masa remajanya, maka mereka dapat menjadi pribadi yang betul-betul mandiri dan bertanggung jawab. 

Keesokan harinya, bertepatan dengan hari kelahiran menurut penanggalan Bali (otonan) salah satu anak yaitu I Dewa Gede Agung Purwa Rajendra yang jatuh pada Soma Pon Gumbreg tanggal Masehi 26 Juni 2023, dilanjutkan dengan melaksanakan Upacara Ngeraja Sewala untuk anak perempuan dan Ngeraja Singa untuk anak laki-laki. 

Proses terakhir dari rangkaian upacara ini adalah pelaksanaan prosesi ngunya. Di dalam prosesi ini, anak-anak yang diperumpamakan sudah terlahir sebagai manusia baru yang sudah menginjak masa remaja ini akan ditandu oleh para pengabih-pengabih puri melewati jalan-jalan desa Kuta menuju ke Pura Desa Bale Agung. Makna dari prosesi ini adalah untuk memperkenalkan pada si anak, tentang lingkungan masyarakat yang lebih luas di luar lingkungan puri. Nantinya mereka akan ikut berkiprah dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan sebagai teruna teruni atau yowana di desa adat. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini