Penting, Dasar Pemahaman Sastra Bagi Calon Pandita dan Pinandita

0
73
Sastra
Pembukaan kursus Teologi Hindu Brahma Widya oleh Ketua PHDI Provinsi Bali Prof. I Gusti Ngurah Sudiana. (ist)

Denpasar, balibercerita.com –

Setelah sempat tertunda selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19, kursus Teologi Hindu Brahma Widya kembali dilaksanakan di aula Kantor PHDI Provinsi Bali, Sabtu (2/4). Kursus tersebut merupakan program PHDI Provinsi Bali bekerja sama dengan PSN Korwil Bali. 

Untuk angkatan IV tahun ini, total ada sebanyak 180 peserta dari seluruh tingkatan. Pelaksanaannya dilakukan melalui sistem hybrid, sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Sebagian peserta mengikuti secara luring, sebagian lagi secara daring. Kursus berlangsung setiap Sabtu dan Minggu selama kurang lebih delapan bulan. Selain dari Bali, beberapa peserta berasal dari luar Pulau Dewata.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., mengatakan, para calon pinandita maupun pandita hendaknya memiliki dasar pemahaman sastra yang mantap sebagai bekal di kemudian hari. Selain itu, sangat diperlukan seorang nabe (guru) yang mengajar dan membimbing para calon tersebut. Karena itu, dilaksanakan kursus tersebut, sebagai upaya membekali diri para calon pinandita atau pemangku maupun pandita. 

Baca Juga:   Bupati Giri Prasta Hadiri Upacara Pedudusan Alit di Pura Dalem Bagendra Sari Gerih

“Selain belajar, kursus ini merupakan media diskusi, berbagi ilmu dan pengalaman untuk memperkaya pengetahuan peserta,” ucapnya didampingi Ketua Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korwil Bali, Pinandita I Wayan Dodi Ariyanta dan Ketua Panitia, Pinandita Drg. I Made Budiarsana.

Dalam kursus itu disediakan tiga tingkatan, yaitu tingkat I untuk dasar-dasar teologi, tingkat II untuk dasar-dasar kepinanditaan atau kepamangkuan, dan tingkat III untuk dasar-dasar kepanditaan bagi yang bersiap-siap untuk melangkah ke dwijati. Ia berharap para peserta dapat memanfaatkan kesempatan belajar yang ada, untuk memperdalam pemahaman dan mengasah kemampuan. Sehingga nantinya bisa lebih optimal dalam melayani umat, baik dalam hal sesana, upakara, nganteb, kadyatmikan, wariga dan lainnya. 

Baca Juga:   Bupati Badung Serahkan Hibah Dana Aci Pura Subak

“Misalnya, salah satu contoh ada umat yang bertanya tentang padewasan atau hari baik dalam melaksanakan pekerjaan tertentu, para peserta nantinya bisa memberi petunjuk. Demikian pula jika ada umat yang bertanya seputar teologi Hindu, para peserta bisa menjelaskan. Hal ini penting dalam memantapkan keyakinan atau sradha dan bhakti umat,” paparnya.

Tokoh asal Karangasem ini mengibaratkan naik kendaraan. Agar bisa mengendarai sepeda motor atau mobil dengan baik, maka perlu belajar dan berlatih terlebih dahulu. Dengan demikian kendaraan nantinya bisa melaju sesuai dengan rambu-rambu yang ada dan sampai di tujuan dengan selamat. Terlebih para peserta nantinya memiliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap umat Hindu. 

Baca Juga:   Karya Ngenteg Linggih di Pura Melanting Banjar Penikit

“Kursus ini sudah lama kami selenggarakan. Kalau tidak salah, sejak tahun 2001 kami berkeliling ke berbagai daerah di Bali, hingga ke desa-desa. Bahkan hingga ke daerah lain di luar Bali. Nah, dengan kerja sama bersama PSN, kami melaksanakan kursus yang sudah berjalan hingga angkatan IV saat ini,” imbuh Guru Besar bidang Sosiologi yang juga Rektor Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar ini. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini