Sekretaris Prajuru sekaligus Panitia Karya, Made Sumerta menambahkan, prosesi Ngerebek Bale Pedanan merupakan simbolis pengembalian hasil bumi yang ada di Desa Adat Kedonganan kepada krama. Hal itu merupakan wujud rasa syukur atas limpahan berkah yang dianugerahkan Ida Batara. Peserta dari Ngerebek Bale Pedanan sengaja dipilih anak-anak berumur 9 sampai 13 tahun, dengan tujuan agar generasi penerus itu dapat mengingat memori dari pelaksanaan karya. “Karya ngusaba ini baru pertama kalinya dilaksanakan di Kedonganan. Untuk puncak karya hari ini dipuput oleh 8 sulinggih dari Siwa, Buda dan Bujangga,” ungkapnya.
Prosesi puncak karya dimulai dari Padudusan Agung di Pura Bale Agung, yang dipuput oleh Tri Sadaka. Sementara di Catus Pata (Jaba Tengah) dilaksanakan upacara dengan sarana banten bebangkit, yang dipuput oleh sulinggih Pande, Empu, dan Dukuh. Setelah dilaksanakan persembahyangan, kemudian seluruh pelawatan Ida Batara tedun dengan menginjak titi mahmah untuk kemudian menuju ke Paselang di Pura Puseh Desa. Di sana upacara dipuput oleh Ida Pedanda Jelantik dan Ida Pedanda Istri Buda Batuan.
Setelah itu, Ida Batara kembali tedun untik Mecandi Karang di Panggungan sebanyak 3 kali, kemudian dihaturkan upacara Pedatengan di panggungan. Setelah itu dilaksanakan upacara Ngerebek Bale Pedanan berupa simbolis pembagian anugerah dari Ida Bhatara kepada krama Desa Adat Kedonganan, yang dilakukan oleh bendesa bersama Pemangku Kahyangan Desa. Kemudian Ida Batara dihaturkan prosesi Mekerab di jaba tengah Pura Bale Agung. Setelah itu semua pelawatan Ida Batara kembali dilinggihkan di Bale Panjang Bale Agung untuk mesandekan. Untuk kemudian dilaksanakan lokacara seperti pemendakan, pedatengan, nasibawa dan muket tirta. (BC5)