Candi Bajang Ratu, Gapura Peninggalan Kerajaan Majapahit

0
233
Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu. (BC9)

Mojokerto, balibercerita.com – 

Candi Bajang Ratu atau sering disebut Gapura Bajang Ratu merupakan sebuah candi peninggalan kerajaan Majapahit yang dibangun pada abad ke-14. Candi ini terletak di Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Lokasinya sekitar 3,5 km dari Candi Wringin Lawang dan sekitar 600 m dari Candi Tikus. 

Candi ini masih menyimpan banyak hal yang belum diketahui secara pasti, baik mengenai tahun pembuatannya, raja yang memerintahkan pembangunannya, fungsi, maupun hal lainnya. Disebut dengan Gapura Bajang Ratu, karena candi ini memiliki bentuk berupa gapura besar. Gapura ini difungsikan sebagai pintu belakang kerajaan sekaligus sebagai bangunan suci untuk wafatnya Raja Jayanegara.

Pada tahun 1915, Oudheidkundig Verslag (OV) pertama kali mencetuskan penamaan Bajang Ratu. Menurut arkeolog, penamaannya berhubungan dengan Raja Jayanegara yang merupakan Raja Majapahit. Pada kitab Pararaton disebutkan bahwa Raja Jayanegara dinobatkan atau diangkat sebagai raja ketika masih kecil, sehingga kata Bajang yang artinya kerdil dan digabung dengan kata Ratu sehingga menjadi sebutan bagi Raja Jayanegara.

Baca Juga:   Candi Cetho, Candi Hindu di Atas Awan

Pada bagian kaki candi terdapat relief Sri Tanjung yang berisi cerita tentang peruwatan, sedangkan di kiri dan kanan dinding bagian depan, mengapit pintu, terdapat relief Ramayana. Raja Jayanegara wafat pada tahun Saka 1250 atau sekitar tahun 1328 Masehi, yang disebutkan pula dalam kitab Pararaton. Sepeninggalnya, di dalam kedaton dibuatkan sebuah tempat suci dan arca dalam bentuk Wisnu di Shila Petak dan Bubat. Selain itu, dibuat juga arca dalam bentuk Amoghasiddhi di Sukalila.

Disitulah disebutkan bahwa setelah Raja Jayanegara wafat, tempat-tempat tersebut dipersembahkan untuk arwah Raja Jayanegara. Raja Jayanegara ini didharmakan di Kapopongan dan dikukuhkan di Antawulan atau Trowulan. Sehingga, disebut dikaitkan yang berbentuk gapura ini dengan Crenggapura atau Cri Rangga Pura atau juga Kakopongan di Antawulan yang merupakan sebuah tempat suci yang disebutkan dalam kitab Negarakertagama.

Candi Bajang Ratu menempati area yang cukup luas serta merupakan bangunan pintu gerbang tipe paduraksa (gapura beratap). Secara vertikal, candi ini memiliki tiga bagian: kaki, tubuh, dan atap. Mempunyai semacam sayap dan pagar tembok di kedua sisi. Seluruh bangunan candi dibuat dari batu bata merah, kecuali pada bagian lantai tangga serta ambang pintu bawah. Bagian atas terbuat dari batu andesit. Candi Bajang Ratu menghadap ke dua arah, yaitu timur-barat dan berdiri pada ketinggian 41,49 mdpl. 

Baca Juga:   Pura Beji Sangsit, Bukti Kecerdasan Leluhur Orang Bali

Denah candi ini berbentuk segi empat, yang berukuran sekitar 11,5 m x 10,5 m, dan tinggi 16,5 m. Sedangkan lorong pintu masuk memiliki lebar sekitar 1,4 m. Gapura Bajang Ratu mempunyai sayap di sisi kanan dan kiri. Di bagian tubuh atas ambang pintu terdapat pula relief hiasan kala dan relief hiasan sulur suluran, serta bagian atapnya terdapat relief hiasan rumit, yaitu berupa kepala kala yang diapit singa, naga berkaki, kepala garuda, relief matahari dan relief bermata satu atau monocle cyclops. Dalam kepercayaan budaya Majapahit, relief-relief tersebut memiliki fungsi yaitu sebagai pelindung dan penolak marabahaya. 

Baca Juga:   Misteri Batu Tri Linggam di Pura Payogan Kailash

Di kaki ambang pintu masih terlihat lubang bekas tempat menancapkan kusen. Mungkin dahulu pintu tersebut dilengkapi dengan daun pintu. Bagian dalam candi membentuk lorong yang membujur dari barat ke timur. Anak tangga dan lantai lorong terbuat dari batu. Bagian dalam atap candi juga terbuat dari balok batu yang disusun membujur utara-selatan, membentuk ruang yang menyempit di bagian atas. Atap candi berbentuk meru (gunung), mirip limas bersusun, dengan puncak persegi. Setiap lapisan dihiasi dengan ukiran dengan pola limas terbalik dan pola tanaman. 

Pada bagian tengah lapis ketiga terdapat relief matahari yang konon merupakan simbol kerajaan Majapahit. Walaupun candi ini menghadap timur-barat, namun bentuk dan hiasan di sisi utara dan selatan dibuat mirip dengan kedua sisi lainnya. Di sisi utara dan selatan dibuat relung yang menyerupai bentuk pintu. Di bagian atas tubuh candi terdapat ukiran kepala garuda dan matahari diapit naga. (BC9)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini