Denpasar, balibercerita.com –
Pembuatan ogoh-ogoh serangkaian hari suci Nyepi merupakan tradisi tahunan di setiap desa adat di Bali. Surat dukungan Gubernur Bali terhadap pembuatan ogoh-ogoh merupakan respons positif untuk senantiasa mengapresiasi kreativitas yowana. Hal itu diungkapkan Rektor ISI Denpasar Kun Adnyana, Selasa (11/1).
Mantan Kadisbud Bali ini mengatakan, pihaknya mendukung pembuatan ogoh-ogoh terutama dari segi bahan dan material yang tidak menggunakan styrofoam dan plastik serta lebih mengutamakan kreativitas dengan menggunakan material ramah lingkungan. “Atau bahkan dapat menggunakan bahan-bahan alam, seperti ijuk, kerangka bambu, daun-daun kering, dan lain-lainnya,” ujarnya.
Kun Adnyana menyebutkan, dalam pembuatan ogoh-ogoh, kalangan yowana Bali dinilainya sangat kreatif, termasuk dalam memilih subjek karya, hingga bentuk yang terkadang memakai metode rakit dengan paduan teknologi kinestetik berupa gerakan-gerakan unik. “Kreativitas seperti ini tentu positif, terlebih mendapat pelindungan dari Gubernur Bali dan juga MDA,” katanya.
Meskipun mendapatkan pelindungan, namun ia meminta seluruh stakeholder, baik bendesa adat bersama prajuru yang terkait termasuk Satgas Covid-19 dan yowana, agar memperhatikan proktokol kesehatan. “Khusus para yowana desa adat di Bali untuk memberi atensi terkait pawai atau pengarakan ogoh-ogoh melalui upaya-upaya pengendalian Covid-19 di setiap wewidangan desa adat,” ucapnya. (BC20)