Denpasar, balibercerita.com –
Masyarakat di wilayah Denpasar dan sekitarnya tentu tidak asing dengan Taman Pancing Desa Pemogan. Bantaran aliran sungai Tukad Badung itu kini menjadi salah satu objek wisata rekreasi dan olahraga yang populer di mata wisatawan lokal. Tidak jarang masih ditemukan aktivitas memancing yang dilakukan warga karena di aliran air sungai itu terdapat ikan dan suasananya sangat nyaman, walaupun berada di pinggir jalan.
Sebelumnya, lokasi tersebut dikenal kumuh. Namun seiring dengan penataan fasilitas umum yang dilakukan Pemkot Denpasar, kini pinggiran sungai muara Tukad Badung itu tertata dengan apik. Pepohonan berjejer menghiasi taman pinggiran sungai, lengkap dengan hijaunya rumput dan pedestrian sebagai tempat jogging track. Tidak heran jika lokasi ini tidak pernah sepi pengunjung, karena tanaman rimbun itu membuat tempat itu menjadi sangat adem. Apalagi pemandangan yang tersaji di tempat itu cukup menarik, sehingga sering menjadi tempat swafoto. Para pengunjung juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk berwisata ke sana, karena tempat itu belum menganakan tarif alias gratis.
Setiap pagi hari, tempat ini sering dimanfaatkan menjadi lokasi untuk berolahraga. Pada sore hari, menjadi taman rekreasi dengan berbagai aktivitas yang dilakukan warga. Anda juga dapat bisa menikmati keindahan sunset di tempat ini. Karena daya tarik tersebut, saat ini warga setempat memanfaatkan peluang itu dengan membuat warung-warung di sepanjang Jalan Taman Pancing. Dengan demikian para pengunjung yang tidak membawa bekal tidak merasa kesulitan mencari camilan, makanan, dan minuman. Selain itu, pedagang asongan juga sering berjualan di tempat tersebut.
Daya tarik yang ada di Taman Pancing sering mengundang para fotografer untuk menjadikan tempat itu sebagai lokasi hunting foto. Sebab pesona sungai Tukad Badung cukup keren, dengan lengkungan garis sungai berhiaskan rumput hijau dan jejeran pohon perindang. Pada musim tertentu, tanaman perindang yang ada di lokasi juga berbunga cukup lebat. Sehingga hal itu sempat memunculkan bahwa taman pancing menjadi taman sakuranya Bali.
Sayangnya karena lokasi Taman Pancing yang berada di pinggir jalan, cukup sedikit area tempat parkir kendaraan di tempat itu. Selain itu pengunjung juga perlu memperhatikan kondisi sungai yang cukup dalam, karena area tersebut tidak dilengkapi pagar pembatas sungai. Terkadang Anda juga dapat menikmati sensasi menunggang kuda di tempat tersebut, sebab layanan jasa itu sering dijumpai pada pukul 16.00 Wita sampai pukul 18.00 Wita. Pengunjung tinggal merogoh kocek sebesar Rp10 ribu bagi anak-anak dan Rp20 ribu bagi dewasa untuk sekali putaran. (BC5)