Lombok, balibercerita.com –
Untuk menekan biaya produksi pertanian yang kian hari semakin meningkat, petani di Desa Badrain, Kecamatan Narmada, Lobar, mencoba menerapkan sistem tanam benih langsung (tabela) dengan cara semai tanam padi menggunakan serbuk besi (iron powder). Pola tanam baru dengan mengadopsi teknologi pertanian Jepang ini tercetus setelah petani yang tergabung dalam Gapoktan Longkok Ketapang, melalui Induk Koperasi Unit Desa (IKUD) bekerja sama dengan salah satu lembaga pertanian swasta my Parm Jepang.
Pola tanam ini dinilai sangat mudah dan murah, sehingga sangat cocok untuk petani yang memiliki sedikit lahan dengan biaya yang minim. Apriagung Saputra selaku perwakilan my Parm Jepang menerangkan, teknologi pertanian dengan serbuk besi relatif murah dan mampu menekan biaya semai tanam petani. Sistem tersebut memiliki cara mencampurkan bibit padi dengan bubuk besi dan campuran gypsum, yang kemudian diaduk dalam satu tempat.
Adapun perbandingan takarannya adalah sebanyak 10 kilogram benih padi varietas unggul, ditambah 5 kilogram serbuk besi dan 750 gram gypsum. Campuran itu kemudian dibiarkan berkarat hingga bibit menempel di serbuk besi. Prosesnya hanya membutuhkan waktu tiga hari sampai bibit bisa ditanam. “Prosesnya tiga hari dicampur hingga menunggu pengaratan atau coating dan roosting baru disiram lima kali hingga bisa ditanam,” ungkapnya.
Diakuinya, teknologi ini tergolong baru. Namun sebenarnya sudah diteliti oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), dengan lokasi percobaan di Karangwang. Saat itu ditemukan tidak ada residu yang dihasilkan oleh serbuk besi sehingga metode ini dinilai sangat baik bagi kontur tanah di Indonesia karena tidak berdampak buruk bagi tanah dan tanaman.
Hal senada diungkapkan Putri Dewi selaku pendamping dari my Parm. Teknologi ini memangkas biaya tanam, di tengah sulitnya mencari penerus bertani. Dengan metode tersebut maka keterbatasan yang ada dapat disiasati, karena 1 hektar lahan hanya memerlukan beberapa orang saja untuk menggarap. “Di tengah sulitnya pekerja pertanian teknologi ini bisa hanya dua orang untuk satu hektar hamparan pertanian,” ungkapnya.
Sementara itu, petani sekaligus Pembina KUD Narmada, H. Masnun berterima kasih atas kerja sama Induk Koperasi Unit Desa (INKUD) dengan negara Jepang melalui my Parm. KUD Narmada dipilih sebagai pilot project teknologi baru semai tanam padi dengan serbuk besi. Pihaknya berharap pola ini dapat dipergunakan oleh petani di Lobar karena hasil yang didapatkan jauh lebih tinggi dengan biaya relatif rendah. “Tempat kami ini 1 hektar, kami coba dan nanti bisa dipergunakan oleh petani kita untuk meminimalisir gagal panen,” imbuhnya. (BC5)