Tabanan, balibercerita.com –
Di Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, kopi menjadi potensi unggulan sektor perkebunan, bahkan dikenal sebagai salah satu sentra kopi terbaik di Bali. Menariknya, saat ini di kawasan itu berkembang konsep pariwisata perkemahan camping yang bersanding dengan agrobisnis. Konsep itu disajikan di Kampung Kopi Camp Desa Batungsel, Pupuan.
Kampung Kopi Camp Desa Batungsel berdiri awal pandemi Covid-19 atau sekitar tahun 2020. Sejumlah pemuda yang saat itu dirumahkan, berinisiatif untuk mengembangkan konsep perkemahan atau lebih tepatnya glamorous camping (glamping) yang bersanding dengan potensi agrobisnis kopi Pupuan. Glamping merupakan inovasi baru di bidang akomodasi dan pariwisata yang sedang populer beberapa tahun belakangan. Glamping memberikan pengalaman menginap di tenda dengan fasilitas yang tidak kalah mewah dari hotel bintang lima.
Komang Widada selaku penggagas menyebut bahwa pariwisata Bali bukan cuma tentang pantai yang indah. Sebab hamparan hijau persawahan di Bali juga menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang suka menikmati alam. Hanya saja hal itu memang belum tergarap optimal, sehingga menjadi kurang populer di mata wisatawan. Oleh karena itu pihaknya kemudian merasa tertantang dan membuat gagasan membuat camp and glamping yang bersanding dengan hamparan kebun kopi di Desa Batungsel.
Tujuannya, memperkenalkan potensi sekaligus memajukan perekonomian desanya yang nyaris tidak dikenal meski ada potensi wisata alam dan agrobisnis. “Saya ingin desa lebih maju, dan tempat kemah ini ada efek ekonomi berantai. Minimal desa lebih dikenal karena dipromosikan di media sosial, dan makin banyak yang melirik Batungsel juga,” ungkap pria yang akrab disapa Mang Dodo ini.
Objek wisata itu memiliki luas lahan 65 are yang dikelilingi hijaunya persawahan dan perkebunan warga. Suhu area perkemahan di Subak Bukal terkadang mencapai 19 derajat Celcius, karena berada persis di kaki Gunung Batukaru. Berkaca dari suhu dingin di tempat tersebut, sangatlah pas jika objek wisata ini berpadu dengan agrobisnis. Terlebih saat malam tiba, tentunya menikmati secangkir kopi hangat hasil perkebunan sekitar ditambah menikmati hangatnya api unggun menjadi hal yang sangat berkesan. Pemandangan area dan spot foto di sana juga terbilang instagramable, karena pengelola menata dengan apik tempat tersebut tanpa menghilangkan unsur alamiah. Anda juga dapat menikmati indahnya sunset di tempat ini.
Tempat tersebut menyediakan 5 glamping kayu dengan balkon menghadap persawahan yang dilengkapi kamar mandi dengan air panas. Untuk menikmati fasilitas itu Anda cukup merogoh kocek senilai Rp300 ribu per malam. Biaya sudah termasuk sarapan, dua botol air minum, dua handuk, seikat kayu bakar, dan tidur beralas spring bed. Tempat api unggun pribadi juga disediakan di setiap glamping. Selain itu juga tersedia fasilitas tenda kemping yang dilengkapi matras, lampu dan dua colokan yang dibanderol Rp150 ribu.