Mangupura, balibercerita.com –
Bertepatan dengan Purnama Sasih Kapat, puncak Karya Ngusaba Desa, Desa Adat Kedonganan tahun 2022 dilaksanakan Senin (10/10). Selanjutnya pada 15 Oktober akan dilaksanakan prosesi Nyineb Karya, yang didahului pelaksanaan Nyenukin ke Pura Bale Agung Desa Adat Kelan.
Setelah itu, Ida Batara yang dihaturkan karya kembali ke Pura Bale Agung Desa Adat Kedonganan dan dilanjutkan ngelukar. Pada 18 Oktober akan dilaksanakan prosesi Nyegara Gunung di Segara Desa Adat Kedonganan. “Tujuan dari upacara ini adalah pembersihan dan penyucian bhuana agung dan bhuana alit di wewidangan Desa Adat Kedonganan,” ucap Bendesa Adat Kedonganan, Wayan Mertha.
Dipaparkannya, karya Ngusaba Desa Adat Kedonganan telah direncanakan 20 tahun yang lalu. Karya yang dilaksanakan dengan tingkatan Madyaning Utama itu menjadi kali pertama yang dilaksanakan di Desa Adat Kedonganan. Perencanaan karya sudah lama dilakukan oleh empat Bendesa yang sudah purnatugas, yang diawali oleh kepemimpinan Bendesa Almarhum Ketut Mudra hingga kepemimpinan Bendesa Mangku Ketut Puja.
Awalnya, prajuru, klian adat, sabha desa dan kertha desa sempat ragu untuk melaksanakan karya itu di tahun 2022 ini karena kondisi perekonomian drop akibat imbas pandemi Covid-19. Namun semua prajuru, sabha desa, kertha desa, klian adat dan dinas, dan masyarakat kemudian menyatukan persepsi dan kebulatan tekad untuk kemudian melaksanakan upacara itu. Atas restu dari Ida Sesuhunan di Kedonganan akhirnya karya itu dapat dilaksanakan tahun ini.
Upacara itu dihaturkan kepada Ida Batara yang berstana di seluruh wilayah Desa Adat Kedonganan. Yang terdiri dari 9 auban Ida Batara Kahyangan Tiga dan Kahyangan Desa, Ida Sesuhunan Ratu Ayu, 13 auban Ida Batara yang berstana di Pura Prasanak, 6 auban Ida Batara Penyarikan Banjar, serta 83 auban Pura Dadia, Dewa Hyang dan Merajan Kemulan. Menurut awig-awig Desa Adat Kedonganan, Karya Ngusaba Desa dilaksanakan setiap 20 hingga 30 tahun sekali.
Pembiayaan pelaksanaan karya saat ini dianggarkan senilai Rp2,7 miliar. Biaya itu tidak dibebankan kepada krama Desa Adat Kedonganan, melainkan berasal dari dana desa adat, dukungan dari usaha desa seperti LPD, Pasar Desa, BPKP2K, Yayasan Darma Putera Kedonganan, usaha kafe di pesisir Pantai Kedonganan, punia krama ngarep, krama tamiu dan tamiu, punia dari sejumlah usaha hotel, restoran dan usaha lainnya.
Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, utamanya Krama Desa Adat Kedonganan yang mendukung penuh pelaksanaan karya tersebut. Punia dari krama tidak henti-hentinya mengalir ke balai desa. Tercatat sampai 7 Oktober 2022, jumlah punia mencapai Rp1.095.000.000. Punia itu bukan hanya berupa uang semata, melainkan semampu krama. Punia wewalungan dari krama yang belum tercatat diperkirakan mencapai Rp120 juta.
Setelah karya ngusaba selesai dilaksanakan, ia berharap aspek hubungan antar masyarakat di Kedonganan kedepannya bisa menjadi lebih baik, segala kegiatan dapat dengan lancar dilaksanakan, serta hasil dari potensi laut dapat semakin bagus untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kedonganan.
Prawartaka Karya Ngusaba Desa, Desa Adat Kedonganan, I Nyoman Sudarta mengatakan bahwa rangkaian Karya Ngusaba Desa, Desa Adat Kedonganan dilaksanakan selama 3 bulan. Pada tanggal 27 Juli 2022 dilaksanakan kegiatan Penyangra Uparengga, kemudian 10 Agustus dilaksanakan prosesi Matur Piuning, 25 September Negtegang Beras, 28 September prosesi Ngingsah, Ngeker Desa lan Ngeker Setra. Tanggal 3 Oktober Melasti ke Segara, 4 Oktober Mapepada Wewalungan Caru, 6 Oktober Macaru Nyatur Bah lan Balik Sumpah, 8 Oktober Mapepada Wewalungan Karya, 10 Oktober Puncak Karya, 15 Oktober upakara Memasar, Nyineb Karya dengan Nyenukin ke Pura Bale Agung Desa Adat Kelan. Kemudian 18 Okrober dilaksanakan Nyegara Gunung.