Jalan Tol Bali Mandara Belum Balik Modal

0
74
Jalan Tol
I Wayan Eka Saputra (kiri) bersama I Putu Gandi Ginantra. (ist)

Denpasar, balibercerita.com –
Jalan Tol Bali Mandara dibangun pada tahun 2013 dengan biaya Rp2,4 triliun yang bersumber dari pinjaman perbankan dan pemegang saham dari pemerintah daerah. Untuk mencapai break even point (BEP) atau titik impas antara pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan, PT Jasamarga Bali Tol selaku pengelola masih membutuhkan waktu selama beberapa tahun ke depan. Diharapkan, tahun 2027 pinjaman dari perbankan dapat diselesaikan sehingga di tahun 2032 hasil dari investasi tersebut sudah dapat dinikmati.

Direktur Keuangan PT Jasamarga Bali Tol (JBT), I Wayan Eka Saputra mengaku bahwa saat ini pihaknya belum mencapai BEP. Masih dibutuhkan waktu untuk penyelesaian pinjaman kepada pihak perbankan dan pemegang saham, terutama di pemerintah. Upaya akselerasi telah dilakukan untuk dapat mencapai target 2027 agar pinjaman di perbank dapat terselesaikan, sehingga di tahun 2032 sudah mulai menikmati hasil dari investasi yang dilakukan.

Baca Juga:   Perhelatan Puteri Indonesia Bali 2023 Diapresiasi Masyarakat 

Kerja sama semua pihak sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan lalu lintas (lalin) di Jalan Tol Bali Mandara. Ketika sektor pariwisata menggeliat, tentunya berpengaruh terhadap lalin tol. Jalan Tol Bali Mandara sendiri menghubungkan destinasi pariwisata. Ketika volume lalin dan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata semakin maka itu juga diharapkan akan berimbas pada lalin di tol.

“Banyaknya event-event ke depan ini cukup menjadi pemicu peningkatan lalin. Semoga event internasional berskala besar bisa semakin sering terlaksana di Bali. Dengan adanya KEK kesehatan di Sanur, di Benoa, dan Serangan, tentu juga dapat menjadi pemicu meningkatkan volume lalin dan mempercepat BEP,” terangnya belum lama ini.

Baca Juga:   Jelang KTT G20, ITDC Tata Tiga Aspek Pendukung Kawasan

Ketika disinggung terkait wacana pembuatan rest area di tol yang dulu diharapkan dapat menjadi pemasukan tambahan bagi JBT, pihaknya menilai hal itu masih perlu dimatangkan. Rest area tersebut dulu memang sempat menjadi program strategis pihaknya, namun memerlukan waktu, koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak.

“Itu memerlukan investasi cukup besar dan diperlukan support pemerintah daerah agar inline dengan program kerja Pemda Bali. Mungkin ke depan ini akan diintensifkan komunikasi dengan pemerintah daerah terkait itu. Ini juga memerlukan regulasi apabila ingin diwujudkan itu. Kami harapkan adanya sinergi semua pihak,” jelasnya.

Baca Juga:   Cair, Bantuan Hari Raya Rp2 Juta Per KK di Badung

Hal senada diungkapkan Manager Operation & Maintenance PT JBT, I Putu Gandi Ginantra. Hingga saat ini, kondisi Jalan Tol Bali Mandara belum BEP dan diharapkan 5 tahun mendatang dapat diseimbangkan antara utang dengan pendapatan.

Kendati demikian, upaya-upaya peningkatan pelayanan terus dimaksimalkan. Cukup banyak inovasi yang dilakukan untuk kenyamanan dan keamanan pengguna jalan tol, seperti perbaikan, beautifikasi, peremajaan maupun penambahan alat.

“Overlay sudah dikerjakan 2024 dan di tahun 2025 dilanjutkan kembali. Rambu-rambu sudah dilakukan perubahan dan perbaikan maupun peremajaan Terdapat 115 CCTV yang tersebar di tol, pemasangan 6 sensor angin di masing-masing gerbang tol dan wilayah, dan sebagainya, katanya. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini