Mangupura, balibercerita.com –
KTT G20 Indonesia yang mengangkat isu perubahan iklim dan pemanasan global dimanfaatkan untuk mendorong seluruh wilayah Indonesia untuk bergerak bersama dan lebih peduli dalam melakukan pengelolaan sampah. Setiap pihak diminta saling berkolaborasi dan berkontribusi memerangi sampah secara berkelanjutan.
Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D., menerangkan, perhelatan G20 menjadi momentum yang sangat penting bagi Indonesia karena pertama kalinya ditunjuk sebagai tuan rumah sepanjang sejarah perhelatan KTT G20. Bali sebagai venue utama memiliki peran penting dalam mensukseskan event tersebut. Selain wajib menunjukkan aspek keamanan dan kenyamanan, Bali harus mampu menunjukkan pengelolaan lingkungan yang baik dan bersih. Sebab para delegasi diyakini akan berkunjung ke sejumlah objek wisata, karena Bali merupakan destinasi wisata dunia.
Hal itu telah diwujudkan oleh Bali dengan sangat baik, utamanya dalam bentuk pengelolaan sampah yang berbasis dari sumber. Pemerintah daerah, masyarakat dan organisasi peduli lingkungan senantiasa bahu-membahu dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih. Namun hal itu tentu tidak cukup hanya dilakukan oleh Bali, seluruh wilayah di Indonesia didorong senantiasa melakukan hal serupa.
Hal itu bukan hanya dalam rangka perhelatan KTT G20, melainkan dilakukan secara berkelanjutan. “Saya ingin jangan hanya Bali, tapi seluruh Indonesia harus bersih. Dan itu bukan hanya untuk G20 saja, tapi berkelanjutan,” ujarnya belum lama ini, saat membuka acara #GILAsSampah di Pantai Jerman Kuta.
Untuk mendorong hal itu, pihaknya memanfaatkan momen Gerakan Langsung Aksi Tuntaskan Sampah (GILAsSampah), dengan mengundang kepala daerah seluruh Indonesia agar mewujudkan kotanya bersih. Hal itu memerlukan kolaborasi pengelolaan sampah dari hulu ke hilir dan tidak bisa dikerjakan sendiri-sendiri.
Pihaknya ingin gerakan pengelolaan sampah, bersih-bersih kota maupun kabupaten menjadi program nasional. Pengelolaan sampah yang baik merupkan cerminan budaya bangsa. Hal tersebut tentunya juga menunjang pariwisata, sebab lingkungan yang bagus dan terjaga akan membuat turis berdatangan.
Menkomarinves diakuinya juga telah meminta Mendikbud untuk memasukkan materi pengelolaan sampah dan kesadaran menangani sampah ke dalam kurikulum pendidikan. Hal itu bertujuan untuk menciptakan budaya sejak dini. Selain masalah sampah ia meminta agar kepala daerah seluruh provinsi di Indonesia memperhatikan dan menjaga toilet publik. Sebab toilet umum merupakan salah satu indikator kebersihan, sehingga semua harus berstandar bersih. Kalau semua bersih, otomatis orang akan datang, pariwisata akan berkembang termasuk pariwisata yang berhubungan dengan alam. (BC5)