Mangupura, balibercerita.com –
Seiring dengan diundangkannya energi baru dan energi terbarukan (RUU EBET) sehingga tenaga nuklir menjadi energi baru serta adanya peraturan pemerintah yang menetapkan di masing-masing provinsi atau kabupaten yang memiliki alat-alat berhubungan dengan nuklir harus memiliki tenaga pengawas, membuat peluang lapangan pekerjaaan di bidang tersebut semakin terbuka lebar ke depannya.
Melihat potensi tersebut, Fakultas MIPA Unud berencana membuka program studi (prodi) kenukliran atau produk nuklir berkaitan dengan keamanan. Saat ini, hal itu masih terus dipersiapkan dan akan diajukan kepada Rektor Unud beserta pimpinan Unud.
“Seizin Bapak Rektor dan Pimpinan, ke depan kami akan berencana mengajukan suatu program studi berkaitan dengan kenukliran dan produk nuklir yang berkaitan dengan safety, yaitu program studi profesi atau S2 Fisika Medis,” terang Dekan fakultas MIPA Unud Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D., di sela-sela seminar keselamatan nuklir dan pameran produk nuklir 2023, di auditorium Widya Sabha kampus Unud Bukit Jimbaran, Senin (11/9).
Saat ini, Prodi Fisika yang ada di Unud memang kurang peminat. Hal tersebut dikarenakan para mahasiswa ataupun calon mahasiswa belum mengetahui nantinya mereka akan bekerja di mana atau peluang kerja apa dari lulusan fisika murni yang ada di Udayana yang akan didapat di luar.
Seiring dengan peraturan pemerintah yang sudah menetapkan di masing-masing provinsi atau kabupaten yang memiliki alat-alat berhubungan dengan nuklir, seperti radioterapi yang sudah dipergunakan selama ini, maka harus ada tenaga pengawas. Di sanalah peran dari Unud dalam menyediakan tenaga pengawas yang akan dimanfaatkan atau dipergunakan di bidang kesehatan pada umumnya.
Pada dasarnya, di Prodi Fisika Unud sudah ada konsentrasi fisika medis. Hal ini yang ingin dikembangkan pihaknya untuk menjadi prodi profesi fisika medis. “Ini yang akan kita ajukan ke depannya. Tentunya Pimpinan juga pasti akan sangat mendukung, asalkan kita bisa berkomitmen di bidang itu. Kita sedang siapkan terkait hal itu,” ungkapnya.
Pihaknya juga berharap kerja sama lainnya di segala bidang berkaitan dengan nuklir dapat terjalin berkesinambungan. Apalagi informasi tentang nuklir saat ini masih sangat awam di masyarakat, sehingga ada pikiran negatif terkait bahaya nuklir yang diterima selama ini. Padahal di balik itu, sangat banyak manfaatnya baik bidang medis maupun tenaga terbarukan yang ramah lingkungan.
Oleh karena itu, ia juga menyampaikan apresiasi atas acara seminar tentang teknologi nuklir dari Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional). Sehingga informasi-informasi yang disampaikan diharapkan dapat lebih menyebar luas ke daerah-daerah.
Dengan adanya Prodi Fisika di konsentrasi fisika medis, selama ini pihaknya juga sudah menggunakan bahan-bahan yang berkaitan dengan nuklir melalui kerja sama dengan rumah sakit, baik terkait pelaksanaan praktikum dan pelatihan-pelatihan yang dilakukan di rumah sakit PTN Sanglah maupun rumah sakit yang ada di Bali lainnya. Sebab, rumah sakit sudah memiliki izin dan kompetensi untuk menjalankan alat-alat atau menggunakan alat yang ada berkaitan dengan kenukliran. (BC5)