Mangupura, balibercerita.com –
Konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina menimbulkan duka bagi sejumlah pekerja migran Indonesia (PMI). Bagaimana tidak, mereka yang sebagian besar bekerja sebagai terapis spa itu baru beberapa bulan bekerja di Ukraina. Bahkan, ada di antara mereka yang belum sama sekali menerima gaji. Padahal untuk bisa bekerja di Ukraina, mereka harus keluar biaya puluhan juta rupiah.
Salah seorang PMI bernama Ni Made Marniasih mengaku belum pernah menerima gaji selama bekerja di Ukraina. Hal itu dikarenakan ia baru bekerja selama satu bulan, namun perang mulai berkecamuk di periode bulan berikutnya.
Untuk dapat bekerja di sana, ia mengaku mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, yaitu mencapai puluhan juta rupiah. “Saya harap nanti bos di tempat saya bekerja di Ukraina bisa mentransfer gaji saya, walau hanya satu bulan kerja,” ucapnya, saat kedatangannya pada Senin (7/3) malam.
Hal senada diungkapkan pekerja lainnya bernama Mang Ani. Ia mengaku telah dikontrak bekerja selama satu setengah tahun, namun harus kembali pulang dalam kurun waktu 9 bulan bekerja. Untungnya, ia masih sempat menikmati jerih payahnya selama 9 bulan bekerja di negara yang memproduksi gandum, jelai, dan gandum hitam yang banyak diandalkan negara-negara Eropa itu.
Di balik rasa duka yang menyelimuti, mereka juga mengucapkan syukur bisa kembali ke Tanah Air dalam kondisi selamat. Selama berada di Ukraina, mereka mengaku ketakutan dalam keadaan mencekam itu. Beruntung mereka dalam perlindungan KBRI di negara Ukraina.
“Di sana situasinya mencekam. Kita merasa ketakutan, di luar banyak tentara yang berjaga. Astungkara kita bisa pulang dengan selamat,” ungkap Nyoman Sukiati yang sudah bekerja selama 2 tahun menjadi terapis di Kota Odessa. (BC5)