Mangupura, balibercerita.com –
Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Provinsi Bali menggelar vaksinasi booster di 6 titik lokasi berbeda di Bali pada Selasa (21/6). Lokasi dimaksud di Markas Unit Patroli Satuan Polisi Perairan Kedonganan, Masjid Agung Palapa Jalan Pecatu Indah Resort Ungasan, SMP Kristen Harapan, area Pesta Kesenian Bali (PKB), wantilan DPRD Bali Kota Denpasar dan Desa Payangan.
Adapun target pelaksanaan vaksinasi itu berjumlah 6 ribu orang selama 73 hari, dengan masing-masing titik sebanyak 1.000 dosis per hari. Kendati lebih menyasar pemberian vaksinasi booster, namun Binda Bali juga melayani vaksinasi dosis I dan II.
Kepala Binda Bali Brigjen Pol. Hadi Purnomo menerangkan, vaksinasi tersebut pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan herd immunity. Vaksinasi tersebut dilaksanakan secara serentak di 34 provinsi seluruh Indonesia atas perintah Presiden Joko Widodo kepada Kepala BIN Jenderal Pol. Budi Gunawan. Target kumulatif pencapaian vaksinasi itu diharapkan mencapai 40 juta dosis untuk BIN di seluruh Indonesia selama 2 bulan setengah ini, yaitu terhitung dari 14 Juni sampai Agustus 2022.
“Untuk mencapai 100 persen dari 2 juta sekian, kami baru mencapai 1 juta vaksinasi. Jadi masih ada 1 jutaan sekian yang belum tervaksin. Karena itu dilaksanakan vaksinasi secara masif yang dibantu oleh Dinas Kesehatan provinsi dan kabupaten, dan ormas-ormas agama,” terangnya.
Dipaparkannya, saat ini tingkat vaksinasi booster masyarakat Bali sudah mencapai angka 70 persen. Kendati demikian, upaya percepatan vaksinasi masih terus digencarkan. Hal itu sekaligus untuk mengantisipasi penyebaran virus omicron BA4 dan BA5 yang kini mulai meningkat angka kasusnya.
“Sasaran vaksinasi ini memang khusus kita laksanakan untuk masyarakat yang sulit melaksanakan vaksin secara terpusat di puskesmas setempat. Baik karena terhalang kesibukan, aktivitas berdagang dan faktor lainnya. Jadi ini merupakan vaksinasi jemput bola,” jelasnya sembari menerangkan ke depan pihaknya juga akan melaksanakan vaksinasi door to door bagi masyarakat yang susah akses melaksanakan vaksin, seperti masyarakat manula dan disabilitas yang belum tersentuh vaksinasi.
Seiring dengan sejumlah relaksasi dan pelonggaran aturan, tantangan yang dihadapi pihaknya dalam pelaksanaan vaksinasi adalah munculnya faktor keengganan masyarakat. Sebab masyarakat merasa bahwa penyebaran Covid-19 sudah menurun. Namun pihaknya kembali mengingatkan bahwa saat ini pandemi Covid-19 belumlah berakhir. Untuk itu setiap orang harus tetap waspada dengan menjaga prokes, menggunakan masker dan yang terpenting melaksanakan vaksinasi sesegera mungkin. Sebab saat ini vaksin masih gratis dan cukup banyak tersedia.
“Walaupun nantinya status pandemi berubah menjadi endemi, vaksinasi harus tetap wajib dilaksanakan. Sebab Covid-19 belum bisa diketahui kapan akan berakhir,” tegasnya.
Pihaknya meyakini kegiatan vaksinasi bisa memenuhi target yang diharapkan. Namun masyarakat juga perlu dilakukan sosialisasi kembali, agar mereka semakin sadar akan pentingnya vaksinasi. (BC5)