Mangupura, balibercerita.com –
Kendati dari bentuk fisik bangkai paus yang terdampar di pesisir Pantai Double Six merupakan jenis paus sperma, petugas dari Yayasan Bali Bersih masih memastikan dugaan bangkai paus tersebut dengan melakukan tes DNA. Hal ini lantaran bangkai paus berukuran panjang 10,66 meter itu sudah dalam kondisi busuk, sehingga sulit memastikannya.
Koordinator Program Lingkungan Laut Yayasan Bali Bersih Pande Ketut Cahya Krisnanta Arioka menerangkan bahwa pihaknya sudah mengambil sampel DNA mamalia laut itu pada bagian sirip. Sampel itu nantinya akan dilakukan kajian di Bionesia, untuk memastikan bahwa bangkai paus itu memang benar berjenis paus sperma.
Hasil dari uji laboratorium itu nantinya akan dilaporkan kepada pemerintah utamanya kepada BKSDA dan BPSPL. “Maksimal ini memerlukan waktu sebulan untuk mendapatkan hasilnya,” terangnya.
Berdasarkan observasi fisik yang dilakukan, paus tersebut sementara ini teridentifikasi berjenis paus sperma dengan jenis kelamin betina. Dari panjang bangkai paus ini diketahui umur paus sudah masuk dalam kategori reproduksi atau ABG.
Sayangnya, ia mengaku belum dapat memastikan penyebab paus itu mati. Sebab kondisi fisik paus sudah membusuk, sehingga sangat sulit diketahui penyebab paus tersebut mati. Kendatipun ada ciri-ciri luka yang dialami, hal itu sudah tidak dapat dilihat karena kondisinya.
Walaupun dilakukan pembedahan organ dalam, hal itu juga sulit diketahui karena kemungkinan sudah tidak ada pendarahan yang dialami. “Nampaknya paus ini sudah mati sejak seminggu dan mengapung di laut. Untuk penyebabnya belum bisa kita ketahui,” paparnya.
Karena sudah busuk dan menebar bau yang tidak sedap hingga ke jalan pantai, bangkai paus ini kemudian dikubur di pantai dengan menggunakan alat berat DLHK Badung. Hal ini juga untuk mencegah dampak yang tidak baik bagi lingkungan dan kunjungan wisata.
Kawasan perairan selatan Bali diakuinya memang menjadi tempat favorit bagi paus sperma bermigrasi dan mencari makan. Tidak heran jika paus yang terdampar dan mati merupakan paus jenis sperma. Selama ini kasus paus sperma yang mati terdampar di perairan Bali biasanya karena dipengaruhi beberapa faktor. Seperti pendarahan, gigitan predator, benturan fisik, faktor iklim, dan sebagainya. (BC5)