Gerung, balibercerita.com –
Pura Meru Narmada atau yang lebih dikenal sebagai Pura Narmada berlokasi di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pura ini didirikan Raja Karangasem Anak Agung Ngurah Karangasem dan menjadi satu kesatuan dengan Taman Narmada.
Taman Narmada telah ditetapkan sebagai situs cagar budaya. Kompleks Taman Narmada dibuat menyerupai struktur Gunung Rinjani, termasuk replika Telaga Segara Anak. Tujuan pembangunan Taman Narmada lebih kepada kepentingan upacara karena raja kala itu telah berusia lanjut dan secara fisik tidak kuat lagi memimpin upacara di telaga di Gunung Rinjani. Dahulu, taman ini juga digunakan sebagai tempat peristirahatan raja. Sementara di bagian tertinggi didirikan bangunan suci meru sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Tempat suci itulah yang dinamakan Pura Narmada.
Pemangku Pura Narmada, Jro Mangku Komang Sudiarsana mengungkapkan, Pura Meru Narmada disebut juga Pura Kelasa Narmada. Ida Batara yang berstana di pura tersebut adalah Ida Batara di Gunung Agung, Gunung Semeru, dan Gunung Rinjani. Piodalan dilaksanakan setiap Purnama Kalima dan biasanya nyejer selama tiga hari. Sebagai pangempon pura ini adalah masyarakat di tiga banjar yakni Banjar Trunajaya Presak, Banjar Gondawari serta Banjar Gandari.
Di bagian jaba pura terdapat Bale Patirtan yang di dalamnya terdapat mata air dari Gunung Rinjani yang dinamakan Tirta Padma Wangi. Tirta Padma Wangi muncul ketika Raja Karangasem melakukan yoga semadi didampingi seorang pedanda. Hingga kini, air di patirtan ini sangat disucikan. Pengunjung Taman Narmada tak boleh sembarang memasuki areal patirtan. Mereka harus meminta izin terlebih dahulu kepada pemangku, terlebih jika ingin memohon tirta.
Sudah banyak orang yang melukat atau memohon air suci tersebut. Tak terkecuali para petinggi negeri. Air suci di Bale Patirtan ini dipercaya berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit, memohon kelancaran rejeki, termasuk untuk awet muda. “Banyak yang melakukan (melukat) dan terbukti sembuh setelah memohon pengobatan. Bukan mengada-ngada. Dari Lombok, bahkan dari luar Lombok banyak yang memohon pengobatan di sini. Karena mereka mendapatkan petunjuk untuk ke sini memohon kesembuhan,” ujarnya. (BC13)
