Mangupura, balibercerita.com –
Ratusan personel disiagakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung guna menangani sampah sisa upakara serangkaian hari raya Nyepi Tahun Saka 1944. Diperkirakan kondisi sampah mengalami penurunan sekitar 30 persen, dibandingkan kondisi normal. Hal itu dikarenakan tidak semua banjar ataupun desa adat di Badung menyelenggarakan pawai ogoh-ogoh.
Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung A.A. Gede Dalem menerangkan, pihaknya menerjunkan sebanyak 600 orang personel DLHK di seluruh wilayah Badung, guna menyikapi potensi timbulan sampah di hari Pangerupukan. Ditargetkan, penanganan sampah rampung pada pukul 20.00 Wita.
“Atensi dilaksanakan pada Rabu (2/3). Mulai dari pelaksanaan upacara tawur kesanga di tingkat kabupaten yang dipusatkan di Catus Pata Desa Adat Carangsari, ataupun di wilayah desa/kelurahan se-Kabupaten Badung, serta terkait dengan kegiatan pengarakan ogoh-ogoh di sejumlah wilayah,” ungkapnya.
Setelah penanganan rampung, diharapkan tidak ada lagi sampah yang tertunda penanganannya hingga hari Nyepi. Sebab personel kebersihan akan efektif kembali bertugas pada Jumat (4/3), atau saat Ngembak Geni.
Saat ini volume sampah kiriman yang menepi di pesisir pantai barat Kabupaten Badung terbilang sudah jauh menipis. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, volume sampah hanya berkisar 20 persen. Penurunan cenderung terjadi jelang mendekati hari raya Nyepi. Pada saat dilaksanakannya prosesi nelasti pada Senin (28/2), Pantai Kuta hampir tidak dihinggapi sampah kiriman. Sayangnya pada Selasa (1/3), sampah kiriman kembali muncul dengan volume yang tidak terlampau tinggi. (BC5)