Mangupura, balibercerita.com –
Jumlah penyu yang bersarang di Pantai Kuta tahun ini mengalami penurunan. Hal ini dipicu oleh beberapa faktor, yaitu kawasan pantai yang saat ini lebih terang, krib pengamanan pantai yang ada di pesisir, dan kunjungan wisatawan yang ramai pada malam hari. Kendati demikian, periode masa bertelur penyu di Pantai Kuta ternyata lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya.
Ketua Pengelola Kuta Beach Sea Turtle Conservation Center, I Gusti Ngurah Tresna menerangkan, jumlah penyu yang bersarang di Pantai Kuta memang mengalami penurunan tahun ini. Jika sebelumnya jumlah penyu bertelur mencapai 560 sarang, tahun ini menurun tipis menjadi 475 sarang. Dari jumlah sarang saat ini, sebanyak 50-60 ribu telur berhasil diselamatkan pihaknya.
Kendati demikian, kecenderungan masa bertelur penyu saat ini relatif lebih panjang. Pada umumnya periode penyu bertelur terjadi pada Maret-Oktober, namun tahun ini penyu bertelur masih ditemukan pada pertengahan November. “Memang kecenderungan penyu bertelur di sini relatif panjang. Minggu kemarin tumben ada penyu yang naik bertelur,” ungkapnya.
Secara kecenderungan, jumlah penyu yang bersarang di Pantai Kuta meningkat dari tahun ke tahun. Namun, hal itu tergantung dari dinamika di lapangan. Yang menjadi tantangan pihaknya saat ini adalah terkait kondisi Pantai Kuta yang saat ini banyak lampu, sehingga membuat penyu enggan bersarang. Kecenderungan penyu mencari lokasi agak gelap untuk bersarang.
Terangnya beberapa lokasi di Pantai Kuta juga membuat kunjungan wisatawan ramai pada malam hari. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap penyu bertelur, karena mereka mencari area yang relatif sepi.
Ditambah dengan abrasi yang terjadi, membuat area tersebut dibentengi dinding batu (crib) yang membuat penyu relatif kesusahan untuk menggali sarang. “Beberapa bulan kemarin ada penyu yang naik dan hendak bertelur di pantai depan Beachwalk. Karena di sana ada krib, ia bergeser ke selatan menuju depan Hard Rock untuk bertelur,” sebutnya.
Berbagai faktor tersebut membuat penyu saat ini cenderung bergeser bertelur ke wilayah selatan Pantai Kuta, yaitu ke Pantai Jerman dan Pantai Sekeh. Perpindahannya juga ke arah utara yaitu ke Pantai Legian dan Seminyak. Kendati demikian, area penyu bertelur di Pantai Kuta dipastikannya masih ada, walaupun relatif berkurang.
Walaupun pihaknya harus bekerja keras mengatensi penyu bertelur karena sebarannya semakin meluas, namun itu bukan menjadi kendala karena masyarakat maupun wisatawan sangat membantu pihaknya di lapangan. Ia mengaku sangat mendukung penataan Pantai Kuta, dengan tetap mengedepankan semangat konservasi. Apalagi sebaran penyu bersarang tidak berpindah jauh dan masih tetap ada di Kuta.
“Kita respect dan support penataan pantai, karena ini daya tarik kita di Kuta. Kalau sampai pantainya terkikis abrasi dan kurang menarik, tentu ini juga berpengaruh kepada kita dalam melestarikan penyu,” imbuhnya. (BC5)