Mangupura, balibercerita.com –
Bangkai pesawat Boeing 737-200 bertengger di area tebing Pantai Nyangnyang, Desa Pecatu. Semula pesawat tersebut sering menjadi wisata fotografi yang banyak dikunjungi wisatawan. Namun keberadaan badan pesawat itu terkait dengan pengembangan konsep akomodasi wisata hyper-luxury, yang digagas oleh pengusaha asal Rusia bernama Felix Demin.
Jika hal itu jadi diwujudkan, maka akomodasi wisata ini nantinya akan menjadi sangat unik, berbeda dan dari yang ada sebelumnya. Untuk merealisasikan konsep tersebut, saat ini usaha tersebut sudah memproses perizinan ke Dinas Penanaman Modal, Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Badung. Usaha itu diketahui masuk dalam kategori bangunan vila dengan risiko rendah. Pihak penanggung jawab juga telah melakukan koordinasi dengan kepala lingkungan, perangkat desa, maupun ke camat. Adapun luas dari akomodasi tersebut sekitar 13 are.
I Made Suriasa selaku penanggung jawab proyek menerangkan, semula keberadaan pesawat itu memang menjadi salah satu objek yang sering dikunjungi karena memiliki pemandangan yang indah dan memiliki objek yang cukup unik. Para pengunjung yang datang sering memanfaatkan pesawat sebagai objek foto dan sempat viral di media sosial.
Seiring dengan telah dimulainya pelaksanaan project Private Jet Villa, maka tempat itu ditutup untuk umum. Nantinya di dalam pesawat itu akan terdapat 2 unit kamar eksklusif dengan fasilitas vila. “Sesuai namanya, Private Jet Vila, jadi di dalam pesawat nantinya akan ada 2 kamar vila yang benar-benar privat. Pangsa pasar nanti menyasar wisatawan menengah ke atas. Secara otomatis nanti orang khusus tertentu yang bisa masuk ke sini, yaitu orang yang booking,” terangnya.
Saat ini project pembangunan tersebut baru mencapai 30 persen. Area halaman yang berada di luar berdirinya pesawat akan ditata menjadi lebih menarik dan cantik, dengan dilengkapi taman maupun aksesoris yang dibutuhkan. Selain itu nantinya juga akan ada lobby penerima tamu, gudang, maupun fasilitas pendukung yang diperlukan.
Pria berambut ikal panjang ini berharap project itu bisa rampung di akhir tahun 2022, termasuk perizinan yang dibutuhkan sehingga pada awal tahun 2023 tempat itu bisa melakukan opening dan beroperasi menerima tamu. Dengan adanya akomodasi itu, pihaknya meyakini hal tersebut akan menambah daya tarik sektor pariwisata Badung lantaran konsepnya benar-benar baru dan bisa dibilang baru pertama kali di Asia.
Menariknya di luar kawasan itu juga sudah berdiri sebuah restoran tanpa harga atau contribution based restaurant. Setiap orang dapat makan apa saja dan bayar sesukanya. Keberadaan restoran yang berada di sekitaran kawasan itu akan menjadi pelengkap bagi tamu yang menginap untuk memperoleh makanan yang terjangkau. Hal itu merupakan sebuah konsep baru yang lebih bertujuan untuk menarik kunjungan wisata ke Pantai Nyangnyang. (BC5)