Bukit Cemara, Surga Tersembunyi di Karangasem

0
166
Bukit Cemara
Panorama dari Bukit Cemara. (BC5)

Amlapura, balibercerita.com – 

Surga yang tersembunyi, mungkin hal itu pantas disematkan bagi tempat perkemahan Bukit Cemara, Desa Adat Yeh Kori, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem. Lokasinya yang jauh masuk ke pelosok desa membuat tempat tersebut relatif sulit dicari. Selain ketiadaan pelang petunjuk, akses menuju lokasi juga cukup terbatas karena berupa jalan rabat beton yang mulai terkikis. 

Kendati perjuangan menuju lokasi relatif melelahkan, namun hal itu sebanding dengan pemandangan yang disajikan begitu memanjakan mata. Selain kemegahan Gunung Agung, Anda dapat menyaksikan sunset ataupun sunrise di lokasi tersebut. Suasananya begitu asri, Anda juga dapat merasakan sensasi sedang berada di atas awan. Sebab di tempat itu sering berkabut pada jam tertentu dan memiliki suhu cukup dingin.

Menurut salah seorang anggota pengelola Bukit Cemara, Nengah Sudiantara, tempat perkemahan tersebut dirintis sekitar tahun 2014. Semula berupa ladang yang dimiliki Desa Adat Yeh Kori, dengan luas 17 hektar. Beberapa spot lahan kemudian dikelola menjadi tempat perkemahan oleh Kelompok Cemara Mekar yang beranggotakan 18 orang yang berasal dari 3 banjar di Desa Adat Yeh Kori, yaitu Banjar Yeh Kori, Banjar Tanah Ampo, dan Banjar Pangi. “Sebelum pandemi, di sini selalu ramai orang yang kemping. Paling banyak itu bisa sampai 60 orang. Kebanyakan yang kemping memang dari luar kabupaten,” ucapnya.

Baca Juga:   E-Visa Dorong Pertumbuhan Kunjungan Wisman ke Bali

Berbekal niat dan usaha yang gigih, lama-kelamaan tempat kemping tersebut menjadi daya tarik wisata. Sebab yang datang berkunjung ternyata bukan hanya orang yang kemping, namun juga pelancong biasa. Sejauh ini, pengunjung hanya dikenakan donasi sebesar Rp10 ribu per orang untuk ke tempat tersebut. Menariknya, objek tersebut ternyata buka sampai malam hari. Sebab anggota kelompok tinggal di tempat yang dijadikan semacam posko atau gubuk peristirahatan. Hal itu untuk mengakomodir pengunjung yang ingin berkemah ke tempat itu.

Baca Juga:   GWK Bali Countdown Diharapkan Jadi Ajang Promosi UMKM dan EO Lokal

Bagi Anda yang mengutamakan kenyamanan kemping, disarankan membawa tenda dan perlengkapan sendiri. Namun bagi Anda yang tak membawa tenda, tidak perlu khawatir karena pengelola juga menyediakan tenda. Harga tenda yang disediakan cukup bervariasi, tergantung ukuran dan fasilitas yang diinginkan. Jumlah tenda yang disewakan berjumlah 50 unit dengan berbagai ukuran, baik untuk 2 orang sampai 6 orang . Rata-rata untuk sewa 1 tenda berkisar dari rentang Rp 60 ribu hingga Rp 90 ribu. “Bagi yang ingin kayu bakar, kita juga menyediakannya. Per satu ikat itu Rp 10 ribu,” ucapnya.

Baca Juga:   Badung Masih Andalkan Wisatawan Domestik

Mengingat masih relatif baru, tempat tersebut memang masih cukup minim fasilitas. Kendati bangunan toilet ada beberapa unit, namun lokasi itu masih cukup kesulitan dalam penyediaan air bersih. Selain itu, beberapa akses jalan juga masih cukup sulit dilalui kendaraan roda empat, karena konturnya bergelombang. Termasuk ketiadaan pelang petunjuk lokasi yang tentu sangat menyulitkan pengunjung. 

“Sebenarnya dulu ada pelang seadanya. Tapi karena saat itu pandemi, maka pelang dihilangkan karena lokasi dinyatakan ditutup. Tapi seiring dengan kondisi yang masuk new normal, maka objek kembali dibuka,” paparnya.

Atas minimnya fasilitas pendukung, pihaknya sebenarnya berharap akan adanya bantuan donatur maupun pemerintah. Hal itu demi mempermudah pengunjung menuju ke lokasi. Namun pengelola tentu akan terus berupaya untuk mengembangkan kawasan agar lebih lengkap dan lebih layak. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini