Mangupura, balibercerita.com –
Serangkaian dengan upacara masuci atau mapinton Ida Batara Dewa Ayu Desa Adat Jimbaran, ruas Jalan Raya Uluwatu, Jimbaran hingga Pecatu akan mengalami penyesuaian selama beberapa jam pada 11 dan 12 Mei 2025. Hal ini dilakukan karena prosesi tersebut akan dilakukan berjalan kaki (mapeed) dari Pura Ulun Swi Jimbaran ke Pura Luhur Uluwatu. Diperkirakan, ribuan masyarakat Jimbaran akan mengikuti prosesi dengan panjang iring-iringan mencapai 5 hingga 6 kilometer.
Ketua Pecalang Desa Adat Jimbaran, I Nyoman Suwirya menerangkan, prosesi upacara akan diawali dengan mapeed yang dilaksanakan 2 kali, yaitu saat menuju Pura Luhur Uluwatu dan balik ke Pura Ulun Swi Jimbaran. Pada Minggu (11/5), mapeed dilaksanakan mulai pukul 06.00 Wita sepanjang 15 kilometer dari Pura Ulun Swi ke Pura Uluwatu.
Iring-iringan diperkirakan tiba di Pecatu pada pukul 11.00 Wita. Kemudian pada Senin (12/5), mapeed dilaksanakan pada jam yang sama dari Pura Parerepan Pecatu ke Pura Ulun Swi. Estimasi panjang iring-iringan saat kepulangan mencapai 3 hingga 4 kilometer.
Pihaknya meminta permakluman kepada para pengendara dan masyarakat yang akan terdampak pelaksanaan ritual. Selama prosesi, akan dilakukan penutupan akses lalu lintas sementara dari Jalan Uluwatu I hingga Jalan Raya Uluwatu, Pecatu. Sebanyak 70 orang pecalang akan bertugas selama prosesi, yaitu 10 orang bertugas melakukan pengawalan iring-iringan dam 60 orang lainnya disebar di titik-titik untuk melakukan pengaturan arus kendaraan.
Desa Adat Jimbaran juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak termasuk bankamda, linmas, dan Polsek Kuta Selatan. “Harapan kami, dengan adanya kolaborasi ini, prosesi berjalan lancar,” terangnya.
Untuk meminimalisir dampak kemacetan, pengendara diimbau mencari jalur alternatif lain atau menyesuaikan rute sebelum prosesi dilaksanakan. Adapun jalur alternatif dimaksud yaitu Jalan Kampus Unud, Jalan Dharmawangsa, Kampial, dan Jalan Nusa Dua Selatan Sawangan.
“Di Jimbaran tidak banyak jalan alternatif, paling tidak kami arahkan ke By-pass Ngurah Rai. Setelah melintasi Desa Ungasan, kami dibantu oleh pecalang Desa Adat Ungasan untuk membantu mencarikan jalur alternatif kepada warga terdekat di sana,” pungkasnya. (BC5)