Negara, balibercerita.com –
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Pandjaitan melaksanakan peninjauan fasilitas dan penebaran benur udang vaname di Indonesian Naval Aquagriculture Program (INAP), Jembrana. Kegiatan ini dalam rangka menggalakkan upaya peningkatan produksi udang sebagai salah satu komoditas strategis perikanan.
“Pemerintah saat ini sedang menggalakkan upaya peningkatan produksi Udang sebagai salah satu komoditas strategis perikanan. Target produksi udang 2 juta ton di tahun 2024 terus dikebut dengan revitalisasi intensifikasi produksi,” ujar Menko Luhut, Sabtu (26/2).
Menurutnya, produk udang memegang porsi hampir 40% dari total ekspor perikanan Indonesia dalam kurun 5 tahun terakhir ini. Capaian ini juga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara utama pengekspor udang di dunia. INAP merupakan program pengembangan udang dengan teknologi buatan dalam negeri yang diinisiasi TNI Angkatan Laut (AL) bekerja sama dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah (pemda), pihak swasta dan beberapa pihak lainnya.
“Ini paten dan harus dikembangkan, sehingga anak-anak kita putra-putri Indonesia itu terpacu untuk melakukan inovasi seperti ini. Dalam hal ini pemerintah akan bantu itu,” ungkapnya.
Dengan demikian, Menko Luhut berharap kegiatan budi daya udang ini menjadi sangat prospektif untuk dikembangkan, dengan melibatkan semua pelaku usaha ataupun kelompok masyarakat dengan salah satunya meningkatkan UMKM. “Saya tentunya menaruh harapan yang sangat besar agar program ini dapat terus berjalan dengan baik sehingga bisa memberikan manfaat yang sangat besar, tidak saja dilihat dari muatan inovasi teknologinya, namun juga bagaimana berkontribusi untuk pemberdayaan masyarakat pesisir dan pertumbuhan ekonomi di daerah. Jadi nanti UMKM itu yang paling banyak juga menikmati karena ekonomi itu paling kuat adalah UMKM ini,” jelasnya.
Meski demikian, lanjut Menko Luhut, fokus pemerintah tidak hanya pada peningkatan produksi saja, akan tetapi pemerintah juga mengedepankan upaya keberlanjutan lingkungan. Kelestarian wilayah sekitar tambak harus menjadi perhatian bersama. Era pengelolaan perikanan ke depan harus berbasis blue economy, zero waste bahkan recyclable, dengan demikian peningkatan produksi juga harus disertai dengan menjaga kualitas lingkungan sekitar. (BC20)