Denpasar, balibercerita.com –
Kendati Kecamatan Kubu di Karangasem tercatat mengalami hari tanpa hujan (HTH) tertinggi di Bali tahun 2023, yaitu selama 131 hari. Namun, ini ternyata bukan menjadi HTH terpanjang di Bali yang pernah tercatat dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Berdasarkan data Stasiun Klimatologi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Provinsi Bali, dalam kurun waktu lima tahun, HTH yang paling panjang terjadi di Bali tercatat terjadi pada tahun 2019 di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng yaitu selama 256 hari.
“Dari pencatatan 5 tahun terakhir, HTH terpanjang yang terjadi di Bali itu di Kecamatan Tejakula tahun 2019. Mungkin sekarang HTH lebih booming, karena perkembangan teknologi. Tapi catatan saat ini bukan yang menjadi terpanjang di Bali,” ucap Kepala Stasiun Klimatologi Bali BBMKG Wilayah III Denpasar Aminudin Al Roniri belum lama ini.
Berdasarkan prakiraan, dari tanggal 10-20 November, hari tanpa hujan yang terjadi 4 wilayah kabupaten di Bali masih berpotensi terjadi hingga beberapa hari ke depan, khususnya untuk daerah pesisir utara Bali dan Kubu. Sebab, peluang terjadinya hujan disana tergolong cukup rendah, yaitu kurang dari 20 persen. Terlebih secara kecenderungan wilayah pesisir memang paling terakhir masuk musim hujan.
“Musim hujan di Bali sendiri diperkirakan masuk pada dasarian kedua (minggu ketiga). Namun, untuk wilayah yang mengalami HTH kecenderungan lebih belakangan. Kemungkinan disana musim hujan mulai masuk pada akhir November atau awal Desember,” paparnya.
Selama beberapa hari belakangan ini, beberapa wilayah Bali memang sudah guyur hujan. Termasuk wilayah Kintamani yang menjadi salah satu kecamatan yang mengalami HTH cukup panjang. Namun, hujan yang turun belakangan ini ternyata hanya terjadi di sebagian kecil wilayah Kintamani.
Berdasarkan data pada 6-7 pos pengamatan hujan di Kintamani, lebih dari 50 persen wilayah kecamatan Kintamani yang belum tidak turun hujan lebih dari 60 hari. Dengan kata lain, Kecamatan Kintamani masih dikategorikan sebagai wilayah yang tergolong mengalami hari tanpa hujan.
Kecamatan Kintamani dinilainya cukup unik karakternya dibandingkan daerah lainnya yang mengalami HTH. Selain wilayahnya yang luas, wilayah ini juga mengalami 2 pola iklim yang berbeda. Untuk wilayah Kintamani bagian bawah, kecenderungan mengalami lebih dari 60 hari tidak turun hujan. Sedangkan untuk wilayah Kintamani bagian atas, beberapa wilayah sudah mulai turun hujan yang belum signifikan.
“Jadi, saat ini kondisinya Kintamani itu kering dan beberapa wilayah barat ada yang mulai basah. Tapi secara umum rata-rata tergolong wilayah hari tanpa hujan,” jelasnya. (BC5)