Keistimewaan Batu Makocok di Pura Watu Klotok

0
248
Palinggih Batara Lingsir Watu Klotok di Pura Watu Klotok.
Palinggih Batara Lingsir Watu Klotok di Pura Watu Klotok. (BC10)

Semarapura, balibercerita.com –  

Pura Watu Klotok berlokasi di Desa Tojan, Kecamatan Gelgel, Kabupaten Klungkung. Pura yang berdiri di Pantai Klotok ini menjadi salah satu tujuan penekun spiritual untuk memperdalam pemahaman akan kebesaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Di pura ini terdapat peninggalan penting berupa sebuah batu yang dikeramatkan. Batu makocok atau batu makocel itulah yang diperkirakan menjadi cikal bakal penamaan Pura Watu Klotok. 

Pemangku Pura Watu Klotok Jero Mangku Gede mengungkapkan, saat pemugaran palinggih, ia sempat mundut batu tersebut. Kala itu ia cukup kesulitan membawanya karena cukup berat. Saat mundut itulah ia membuktikan bahwa batu itu saat digerakkan memang mengeluarkan suara dari dalam. “Klutuk, klutuk, begitu suaranya. Makanya saat itu saya tahu itu batu makocok,” ucapnya. 

Baca Juga:   Tiga Ribuan Umat Diperkirakan Laksanakan Persembahyangan Tahun Baru Imlek di Vihara Dharmayana/Leng Gwan Byo Kuta

Soal keberadaan batu tersebut, Jero Mangku Gede mengaku tidak tahu pasti. Dari penuturan kakeknya, batu itu sudah ada sejak lama beserta dengan satu palinggih yang dinamakan Watu Klotok. “Entah bagaimana dahulu, kemudian dibuatlah palinggih,” katanya. 

Banyak yang sudah membuktikan keajaiban batu makocok yang distanakan di Palinggih Batara Lingsir Watu Klotok. Orang-orang yang menderita penyakit atau belum memiliki keturunan bisa memohon kesembuhan hanya dengan nunas tirta dari wangsuhan batu makocok. 

“Kalau ada yang mohon pengobatan, batu itu saya basuh dengan air bungkak gadang. Ida Batara yang saya mohonkan, bukan saya, saya kan hanya memohonkan saja. Saya tidak tahu apa-apa. Sudah banyak yang terkabul,” ujar pemangku asal Tojan itu. 

Umat yang datang ke pura ini juga banyak yang memohon pangelukatan. Bahkan, hampir tiap hari ada yang malukat, kecuali saat Pasah. Jika umat ingin malukat, disarankan membawa lima buah pejati. Dua pejati untuk sarana malukat di jaba sisi pura atau pinggir pantai dan tiga pejati untuk di jeroan. 

Baca Juga:   Cerita Rakyat dan Keunikan Pura Dalem Tengkulung 

Di jaba sisi, terdapat palinggih Ida Batara Ratu Kanjeng, Ida Ratu Gede Dalem Ped, Ida Ratu Niang Sakti dan Ratu Dewi. Selain pejati, umat disarankan membawa bungkak gadang dan bungkak gading untuk melukat di sini. Selain tentunya umat malukat di pantai. Usai di jaba, pangelukatan berlanjut ke jeroan. Di jeroan, pejati dihaturkan masing-masing satu buah di Palinggih Batara Lingsir Watu Klotok, Palinggih Batara Segara dan di Padmasana.

Di jeroan, pangelukatan dimohonkan di Palinggih Dewi Gangga dengan sarana bungkak gadang dan bungkak gading. Sementara, jika umat mempunyai permohonan khusus untuk sembuh dari suatu penyakit, ia akan memohonkan di Palinggih Batara Lingsir Watu Klotok dengan sarana bungkak gadang. 

Baca Juga:   Kisah Mantan Pengguna Narkoba Jadi Penekun Spiritual

Jero Mangku Gede lebih lanjut menjelaskan, di Pura Watu Klotok terdapat sumur yang disucikan. Lokasinya di sekitar pohon jepun di jeroan. Air sumur ini digunakan untuk tirta. Airnya berasal dari 118 mata air. Sumber air yang rasanya tawar ini tidak pernah surut meskipun saat kemarau. “Jadi kalau ada umat yang ingin nunas tirta untuk keperluan upacara, bisa di sini memohon. Kalau ada yang perlu dari 14 atau 15 mata air, di sini saja sekalian, tapi canangnya dan uang kepengnya disesuaikan dengan jumlah yang dimohonkan,” ujarnya. (BC13)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini