Kaum Perempuan di Banjar Legian Kelod Ikuti Lomba Karaoke dan Busana Adat

0
12
Legian Kelod
Ibu-ibu PKK yang tampil membawakan lagu Swadharma Prajuru. (ist)

Mangupura, balibercerita.com – 

Peringatan Hari Kartini dimanfaatkan sebagai momentum untuk kembali membangkitkan semangat masyarakat Legian yang cukup lama terkungkung keterpurukan akibat dampak Pandemi Covid-19. Pada Kamis (20/4) malam, kaum perempuan di Banjar Legian Kelod mengikuti lomba karaoke dengan menggunakan busana adat Bali. Momen tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk memperkenalkan single yang dirilis oleh prajuru Banjar Legian Kelod yang berjudul Swadharma Prajuru.

Kelian Adat Banjar Legian Kelod, I Nyoman Suma Nata menerangkan, lomba tersebut memang sengaja digelar dalam rangka Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April. Perlombaan tersebut sebenarnya berlangsung sejak 19 April, yang diawali dengan penyisihan terhadap 19 tim selama 2 hari. Sebanyak 6 kelompok peserta terbaik dikumpulkan, untuk diadu pada babak final yang dilaksanakan pada 21 April 2022. Ia berharap melalui penyelenggaraan hiburan tersebut dapat membangkitkan kembali semangat masyarakat Legian, untuk menyongsong tatanan kehidupan era baru dan berharap ekonomi bisa semakin membaik.

Baca Juga:   Libur Idul Fitri, Bandara Ngurah Rai Terima 216 Permohonan Extra Flight

Total jumlah peserta dari lomba tersebut berjumlah 63 orang yang merupakan ibu-ibu PKK dan teruni banjar. Mereka dibagi menjadi 21 kelompok, yang satu kelompok terdiri dari 3 orang peserta. Sebanyak 16 kelompok berasal dari ibu-ibu PKK dan 5 kelompok dari sekaa teruni. Para peserta kemudian diwajibkan membawakan lagu Swadharma Prajuru, serta sebuah lagu bebas yang dipilih oleh peserta. Dewan juri dalam perlombaan tersebut merupakan musisi pop Bali yang merupakan warga Legian, yaitu Widi-Widiana, De Antoni dan Sri Dianawati. 

Baca Juga:   Angkat Isu Pentingnya Kesehatan Mental, Widya Saraswati Ternyata Jegeg Unud 2022

“Prajuru Legian Kelod kebetulan merilis sebuah single berjudul Swadharma Prajuru. Lagu ciptaan Artha Guna dan Gus Enen itu dibuat pada masa pandemi ini. Kebetulan hampir 80 persen prajuru kami terbilang bisa bernyanyi. Melalui lagu ini, kami ingin mengingatkan masyarakat dan prajuru soal kewajiban-kewajiban kita di adat,” ungkapnya didampingi Kepala Lingkungan Banjar Legian Kelod, Made Astawa.

Baca Juga:   Diringkus Polisi, Begal Payudara Ini Mengaku Beraksi di Belasan TKP 

Adapun hadiah yang diberikan berupa trofi, piagam dan uang pembinaan yang disiapkan prajuru banjar dan pengurus inti PKK. Untuk juara 1 mereka berikan dana pembinaan senilai Rp 500 ribu, piagam dan trofi. Untuk juara 2 diberikan uang pembinaan Rp 400 ribu, piagam dan trofi. Juara 3 diberikan uang pembinaan senilai Rp 300 ribu, piagam dan trofi. “Juara harapan 1, 2, dan 3 kita juga kita berikan uang pembinaan Rp 200 ribu, piagam, dan trofi. Bagi peserta yang tidak masuk final kita juga diberikan voucher sembako senilai Rp 100 ribu,” imbuhnya. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini