Disarankan Tak Malukat Malam Hari di Pura Kereban Langit, Ini Alasannya

0
77
Kereban Langit
Pancuran di Taman Beji Pura Kereban Langit. (BC10)

Mangupura, balibercerita.com –

Malukat merupakan salah satu ritual Hindu di Bali yang bermakna penyucian diri lahir batin. Selain itu, malukat di tempat dan waktu tertentu juga dipercaya memiliki manfaat khusus. Maka jangan heran jika ritual ini banyak dilakoni penekun spiritual, masyarakat umum, pejabat, hingga warga negara asing dan kalangan artis. 

Seperti halnya di Pura Kereban Langit yang berlokasi di Banjar Pekandelan, Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Di pura ini terdapat lima pancuran di Taman Beji Kereban Langit sebagai tempat untuk malukat. 

Pemangku Pura Kereban Langit, I Ketut Witra menjelaskan, lima pancuran itu disebut Pancaka Tirta. Umat yang akan menghaturkan sembah bakti di utama mandala, diharapkan membersihkan diri lahir dan batin di beji ini terlebih dahulu. 

Baca Juga:   Puncak Karya Ngusaba Desa Adat Kedonganan 2022 

“Umat malukat dulu di Taman Beji dengan menghaturkan sarana semampunya. Pancuran itu bermanfaat bagi yang mempunyai penyakit bertahun-tahun, di sana bisa memohon kesembuhan. Di sana ada pancuran pangleburan, pangelukatan, prayascita, pawintenan dan kemakmuran,” ujarnya.  

Selain itu, ada pula campuhan atau pertemuan aliran dua sungai di jaba pura yang bisa digunakan untuk malukat. Malukat di tempat ini juga bermanfaat untuk membersihkan segala kekotoran batin. “Bahkan ada bule yang senang sekali malukat di sana. Tiap ke Bali pasti malukat ke sini,” kata Witra. 

Baca Juga:   Pura Bhagawan Penyarikan Banjar Gerokgak Sempidi Dipelaspas 

Lebih lanjut ia mengimbau agar umat tidak malukat di malam hari. Imbauan ini bahkan secara khusus dipasang di wantilan pura. Umat diharapkan malukat pada pukul 09.00 hingga 18.00 Wita. Mengapa demikian? 

Ia menjelaskan, setelah pukul 18.00 Wita, dipercaya merupakan waktu bagi hal yang tak kasat mata untuk malukat. Tidak saja waktu bagi Ida Batara dan Ida Batari, melainkan pula makhluk halus khususnya wong samar yang konon menempati areal sungai setempat. Maka, jika ada manusia yang malukat pada setelah pukul 18.00 Wita, dikhawatirkan akan mengalami gangguan gaib. 

Baca Juga:   Puncak Karya Panca Wali Krama di Pura Luhur Uluwatu

“Ada pamedek yang bilang sering diajak mandi oleh anak kecil telanjang. Padahal waktu itu mereka sedang tidak mengajak anak-anak. Gangguan semacam itu yang kami khawatirkan. Makanya sampai sekarang saya imbau masyarakat yang melukat jangan malam ke sini,” jelasnya.

Untuk lebih lengkapnya mengenai sejarah dan keunikan Pura Kereban Langit, silakan simak di channel YouTube Bali Bercerita: https://youtu.be/AdSCYK-bZM4. (BC13) 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini