Di Pura Ini Tersimpan Kisah Romeo dan Juliet Versi Bali

0
199
pura jayaprana
Bagian depan utama mandala Pura Puncak Luhur Sari Jayaprana. (BC)

Singaraja, balibercerita.com –

Pura Puncak Luhur Sari Jayaprana atau yang lebih dikenal dengan Pura Teluk Terima, merupakan pura yang berkaitan dengan legenda pasangan sejoli, I Nyoman Jayaprana dan Ni Nyoman Layonsari. Kisah pasangan suami istri ini melambangkan kesetiaan, sehingga disebut-sebut sebagai Romeo dan Juliet versi Bali. Pura ini terletak di tengah kawasan Taman Nasional Bali Barat, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Piodalannya berlangsung tiap Anggara Kasih Kulantir.

Menurut Penuturan Pemangku Pura Puncak Luhur Sari Jayaprana, Jero Mangku Wayan Kutang, pura tersebut merupakan simbolis penyatuan Nyoman Jayaprana dan Ni Nyoman Layonsari. Jayaprana konon dibunuh oleh Patih Saung Galing di dalam hutan. Sang patih membunuh Jayaprana karena menjalankan perintah raja. Raja saat itu menginginkan Layonsari menjadi istrinya. Layonsari yang sangat terpukul dengan kematian suaminya akhirnya memutuskan bunuh diri.

Baca Juga:   Siat Tipat Bantal, Ritual Unik Berusia Ratusan Tahun di Desa Adat Kapal 

Dipercaya, tempat terbunuhnya Jayaprana kini menjadi Pura Beji. Sementara, sungai tadah hujan yang berada di sebelah Pura Beji konon merupakan tempat aliran darah Jayaprana. Di pura ini juga terdapat sebuah pangelukatan yang berasal dari sumur di lokasi terkait. Selain tidak pernah kering, air sumur tersebut dipercaya memiliki rasa yang berbeda-beda walaupun berasal dari satu sumber. Sementara, untuk tempat berstananya Jayaprana-Layonsari yang kini bergelar Batara Sakti Wawu Rawuh dan Dewa Ayu Sekar Sari adalah di puncak atau bagian utama Pura Teluk Terima. Dia pun menegaskan, bagian utama pura bukanlah makam.

Baca Juga:   Candi Cetho, Candi Hindu di Atas Awan

Menurut kisah yang berkembang, sejoli yang belum menikah pantang untuk datang bersamaan dan bersembahyang di pura ini. Sebab konon hal itu diyakini bisa membuat mereka putus atau berpisah. Namun bagi orang yang ingin memohon jodoh, tidak jarang mereka justru mendapatkan jalan untuk bertemu jodoh. Selain itu, ada juga umat datang untuk memohon keturunan, dan itu banyak yang terbukti. Untuk melakukan persembahyangan di pura ini, pamedek khususnya yang ingin malukat, diimbau untuk membawa tiga buah banten pejati. (BC5)

Baca Juga:   Karya Ngenteg Linggih dan Padudusan Alit di Pura Pasek Gelgel, Darmasaba

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini