Baraong, Tari Musikal Dengan Lima Barong di GWK

0
9
GWK
Cuplikan pementasan barong di GWK. (ist)

Mangupura, balibercerita.com –
Setelah menghadirkan Tari Kecak Garuda Wisnu Kencana yang sukses menuai pujian masyarakat. Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park kembali menghadirkan daya tarik baru pertunjukan Baraong. Tari musikal yang dikolaborasikan dengan tata cahaya, serta koreografi inovatif karya Gung Giri dari Sanggar Saba Sari ini berpadu dengan penampilan kostum yang menarik karya Gung Rama dari Studio Pancer Langiit.

Baraong terdiri dari dua kata yaitu Bara yang artinya api, energi atau semangat berkobar. Sedangkan Ong merupakan aksara suci umat Hindu. Baraong terinspirasi dari magisnya tari barong serta beberapa sosok barong yang dipercaya sebagai sosok mitologis penjaga keseimbangan antara alam manusia dan alam spiritual.

Ada 5 barong yang ditampilkan dalam cerita kolosal ini yaitu 2 barong landung yang disimbolkan menjadi leluhur dari Pangeran Baha, sebagai sosok cerita utama. Ia merupakan putra mahkota dari kerajaan Bahali Windu Kencana yang diberikan petunjuk oleh leluhurnya bagaimana cara untuk mengembalikan kedamaian dan kemakmuran di kerajaannya.

Baca Juga:   The Canna Bali, One Stop Destination di Pantai Sawangan

Ia kemudian mengembara mencari 3 sosok barong yaitu Sang Mong berwujud barong macan putih, Sang Bawi yaitu barong bangkal HITAM, dan Sang Banas yaitu barong ket merah. Dalam perjalanannya, ia diuji dengan berbagai rintangan di darat maupun laut. Atas kegigihannya, ia akhirnya berhasil mengembalikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

Berdurasi sekitar 30 menit, alur cerita Baraong dikemas simpel agar mudah dimengerti. Dalam pementasan, para penonton juga dilibatkan untuk memukul kentongan bambu yang disediakan dan ikut berteriak ketika dikomando Pangeran Bara. Kisah perjalanan Pangeran Bara yang penuh petualangan ini dikemas begitu apik lewat rangkaian gerak dalam laku koreografi yang memukau. Penonton diajak masuk ke dalam dunia fantasi penuh misteri yang kental dengan nuansa budaya Bali, lewat sentuhan animasi visual yang dramatis serta tata cahaya yang spektakuler.

Rossie Andriani selaku Direktur operasional GWK menerangkan, Baraong merupakan pertunjukan baru di GWK yang disuguhkan menjadi alternatif tontonan malam hari di GWK yang cocok untuk semua usia. Hal ini juga sebagai dukungan untuk melestarikan seni budaya dan tradisi Bali melalui kreasi karya seni.

Baca Juga:   Warung Bali Thingadi, Lawar Kambing Menggoda Selera di Klungkung

“Ini juga sebagai daya tarik dalam menyambut tahun baru, alternatif tontonan akhir tahun. Kami ingin menambah waktu kunjungan ke GWK agar lebih lama lagi,” ungkapnya.

Baraong akan dipentaskan secara resmi pada tanggal 21 Desember 2024 pada pukul 19.00 Wita, di Amphitheater GWK. Selama 2 bulan pertama, Baraong akan ditampilkan seminggu 3 kali yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Jumat. Untuk selanjutnya, tampil secara reguler setiap hari di GWK pada jam yang sama.

Sementara, target penonton Baraong diharapkan mencapai 200-300 orang dalam sekali pentas. Tiket untuk menonton pertunjukan ini akan dijual terpisah senilai Rp100 ribu, khusus bagi pengunjung yang sudah ada di GWK tinggal top up Rp50 ribu.

Marketing Communication Division Head Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park, Andre Prawiradisastra menambahkan bahwa ide awal membuat Baraong didasari atas survei terkait atraksi apa yang menarik bagi wisatawan. Hasilnya, yang pertama adalah tari kecak yang sudah dimiliki oleh GWK dan sangat inovatif, kemudian kedua adalah tari barong. Karena itu pihaknya membuat garapan barong yang di-twist penamaannya menjadi Baraong. Hal ini agar pengunjung ingat bahwa Baraong ada di GWK.

Baca Juga:   Tahun 2022, Occupancy Rate The Nusa Dua Lebih Tinggi dari Nasional

Proses penggarapan Baraong memerlukan waktu hampir setahun. Karena ini merupakan special show, pihaknya kemudian melibatkan seniman berbakat untuk membuat garapan itu. Kemudian, dipilih Gung Giri dari Sanggar Sabha Sari untuk mengemas cerita dan koreografi, serta Gung Rama dari Studio Pancer Langiit yang merupakan spesialis kostum dan properti. Dengan demikian Baraong menjadi sebuah cerita kolosal dengan kostum yang artistik, ditambah animasi dan tata cahaya yang membuat Baraong menjadi berbeda dengan yang lainnya.

“Ada sekitar 30-35 orang penari yang terlibat, ditambah 10 orang crew. Ini akan dipentaskan setiap hari pada jam 7 malam setelah penampilan Tari Kecak GWK,” paparnya. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini