Banjar Tegal Jaya Gelar Karya Ngenteg Linggih, Padudusan Alit, Wrespati Kalpa Agung

0
103
ngenteg linggih
Krama Adat Banjar Tegal Jaya, Dalung, melaksanakan ritual melasti di Pantai Petitenget, Badung, Jumat (13/5). (BC17)

Mangupura, balibercerita.com –

Bertepatan dengan Tumpek Wariga, Sabtu (14/5) ini, krama Banjar Adat Tegal Jaya, Desa Adat Padang Luwih, Dalung, Badung melangsungkan puncak Karya Ngenteg Linggih, Mamungkah, Padudusan Alit, Wrespati Kalpa Agung di Pura Ida Bhagawan Penyarikan, stana Sang Hyang Upadana. Karya yang sempat digelar sekitar tahun 1951 lalu, kini kembali dilangsungkan setelah rampungnya pemugaran bale banjar dan pemindahan sejumlah palinggih yang ada di pura tersebut.

Baca Juga:   Misteri Batu Tri Linggam di Pura Payogan Kailash

Ketua panitia karya, I Ketut Adi Natha mengatakan, rangkaian upacara telah dimulai sejak 19 April 2022, yang diawali dengan matur piuning dan nuasen karya. Dilanjutkan dengan upacara melaspas uparengga, nunas tirta, negteg saha nyangling, mapepada dan memben. Kemudian, melaspas, mecaru saha mapadagingan. Selanjutnya, upacara melasti, mapekelem, mendak siwi, dan puncak karya. Nyejer selama dua hari dan masineb serta ngeremek pada Selasa (17/5) mendatang. “Rangkaian prosesi upacara dipuput Ida Pandita Dukuh Acarya Daksa dari Griya Padukuhan Samiaga Penatih, Denpasar,” terangnya di sela-sela karya, Jumat (13/5).

Baca Juga:   Bupati Badung Hadiri Melaspas dan Mendem Pedagingan di Pura Desa, Desa Adat Sekarmukti

Karya Ngenteg Linggih, Memungkah, Padudusan Alit, Wrespati Kalpa Agung ini menggunakan Caru Panca Rupa, Panca Kelud, Panca Sata, sebagai dasarnya. Upacara seperti ini sepatutnya digelar banjar adat tiap 30 tahun sekali.

Kelian Adat Banjar Tegal Jaya, I Made Antika menambahkan, pelaksanaan yadnya ini tentu sebagai sarana peningkatan nilai spiritual sebagai umat beragama. Pelaksanaannya harus didasari rasa tulus ikhlas. Diharapkan upacara ini dapat memberikan energi dharma yang dapat memancarkan hal positif, serta menetralisir hal-hal negatif demi terciptanya keseimbangan alam bagi jagat Bali pada umumnya, dan krama Banjar Adat Tegal Jaya khususnya.

Baca Juga:   Masineb, Pujawali di Dang Kahyangan Pura Luhur Kubontingguh

“Ini adalah bagian dari dharmaning agama. Tentunya kami berharap dengan upacara ini dapat memberikan manfaat baik secara sekala dan niskala bagi masyarakat,” paparnya usai pelaksanaan upacara mendak siwi. (BC17)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini