Mangupura, balibercerita.com –
Pergerakan penumpang internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai semakin meningkat. Pada September 2022, jumlah pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) tercatat mencapai 624.709 orang. Angka ini meningkat 6 persen jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2022. Dengan demikian, pada periode Januari – September 2022 Bandara I Gusti Ngurah Rai telah melayani 2.485.551 orang PPLN.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai Handy Heryudhitiawan menerangkan, kenaikan tersebut dipengaruhi oleh kembali beroperasinya rute-rute internasional. Pada September, terdapat 2 rute baru internasional yakni Batik Air Malaysia rute Perth-Denpasar PP dan China Airlines rute Taipei-Denpasar PP.
Khusus China Airlines, maskapai tersebut baru beroperasi kembali di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sejak vakum karena pandemi Covid-19. “Kami berharap ke depannya China Airlines akan menyumbang trafik yang tinggi. Pada tahun 2019 WNA Tiongkok merupakan WNA terbanyak yang mengunjungi Pulau Bali,” ucapnya.
Saat ini, Bandara Ngurah Rai melayani 22 rute penerbangan internasional menuju 13 negara, yang dilayani 25 maskapai. Untuk lalu lintas tertinggi penerbangan internasional pada bulan September berasal dari rute Australia yang melayani sebanyak 203.975 orang penumpang. Disusul Singapura dengan 152.749 orang penumpang, dan Malaysia dengan 87.567 orang penumpang.
Sedangkan untuk pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) pada bulan September tercatat mencapai 715.357 orang penumpang. Dengan demikian, total PPDN yang di layani periode Januari-September 2022 mencapai 5.700.421 orang.
Adapun rute domestik dengan penumpang terbanyak adalah Jakarta sebanyak 363.824 orang penumpang, Surabaya dengan 85.464 orang penumpang dan Makasar sebanyak 35.328 orang penumpang. “Sampai bulan September 2022, Bandara Gusti Ngurah Rai telah melayani 8.185.972 pengguna jasa secara keseluruhan,” ungkapnya.
Dengan perkembangan itu, pihaknya mengaku optimis akan dapat mencapai target 10 juta penumpang di tahun 2022. Hal ini disebabkan adanya penyelenggaraan KTT G20, hari raya Natal dan Tahun Baru. Periode akhir tahun dinilai harus dimaksimalkan karena menjadi periode yang cukup sibuk bagi Bandara Ngurah Rai. (BC5)