Denpasar, balibercerita.com –
Petugas Basarnas Bali bersama unsur SAR lainnya melakukan operasi SAR KM Linggar Petak 89 yang tenggelam di perairan Samudra Hindia pada Selasa (28/2). Pada hari kedua pencarian, Rabu (1/3), belum ada titik terang keberadaan 10 person on board (POB) yang menghilang saat kejadian.
Selama upaya pencarian berlangsung turut melibatkan Basarnas Bali, Polair Mabes Polri, Ditpolair Polda Bali, Potensi SAR Radio 115, STOP Benoa, BTS Benoa, KM Bahari Nusantara dan KM Bahari Nusantara 25. Rencananya operasi SAR kembali dilanjutkan pada Kamis (2/3).
Kepala Kantor Basarnas Bali, Gede Darmada, S.E., M.A.P., menerangkan bahwa pencarian hari kedua dilaksanakan mulai pukul 06.30 Wita dengan KN SAR Arjuna 229, yang terdiri dari 37 orang POB. Armada milik Basarnas itu lepas sandar dari Pelabuhan Benoa, Denpasar, menuju area pencarian.
Dari hasil koordinasi dengan PT Sumber Mina Samudera selaku agen KM Linggar Petak 89, diketahui bahwa korban yang ditemukan selamat dan meninggal dunia berada di KM Bahari Nusantara. “Sebenarnya dari pihak perusahaan sudah memerintahkan KM Bahari Nusantara untuk kembali ke Benoa, tetapi karena kondisi perairan hal tersebut masih diupayakan,” terangnya.
Sementara itu, dari keterangan Kapten Kapal, Arif Yulianto bahwa saat berlayar kondisi alun gelombang berkisar 2,5 sampai 4 meter, angin 20 knot dan visibility 15 km. Hal itu menyebabkan kapal belum berhasil mendekati posisi KM Bahari Nusantara. Selama pencarian tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban dan tidak ada juga kapal yang melintas. KN SAR Arjuna sendiri kembali sandar di Pelabuhan Benoa pada pukul 12.45 Wita.
“Hasil komunikasi dengan pihak agen kapal bahwa sekitar pukul 16.36 Wita posisi KM Bahari Nusantara berada sebelah barat laut lokasi kecelakaan dengan jarak kurang lebih 12 Nm (9° 8.704’S – 114° 58.700’T). Di posisi berbeda, KM Bahari Nusantara 25 berada di sebelah utara LKP dengan jarak kurang lebih 21 Nm (8° 59.195’S – 115° 5.566’T),” paparnya.
Untuk diketahui, kapal pencari ikan KM Linggar Petak 89 terbalik dan tenggelam di perairan Samudra Hindia, Selasa (28/2) siang, karena dihantam gelombang tinggi. Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Benoa menuju Fishing Ground.
Naas ketika berada di posisi koordinat 09°21’S – 115°03’T, tiba-tiba ombak menerjang dan membuat kapal terbalik. Pada pukul 13.30 Wita, KM Bahari Nusantara 25 yang melintas kemudian menemukan dan mengevakuasi 5 orang ABK KM Linggar Petak 89. Sebanyak 4 korban ditemukan dalam keadaan selamat, 1 orang dalam keadaan meninggal dan sisanya masih dalam pencarian.
Laporan kejadian tersebut diperoleh dari pihak agen kapal yaitu PT Sumber Mina Samudera pada Selasa malam, sekitar pukul 18.05 Wita. Saat itu, petugas Basarnas langsung dikerahkan dari Dermaga Pasir Pelabuhan Benoa ke titik lokasi kejadian yang berjarak 34 Nm, dengan perkiraan waktu tempuh ke lokasi kejadian itu sekitar 2,5 jam. Namun karena visual saat itu sudah tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian, akhirnya pencarian kembali dilakukan pada Rabu pagi.
Berdasarkan informasi dari nakhoda KM Linggar Letak 89 yang berhasil selamat, kapal sudah tenggelam, dan para ABK berpegang pada bola-bola pelampung. Kapal tersebut membawa 15 POB, dengan identitas yaitu Ariyono Wicaksono selaku nakhoda, Usnadi, Asep Maulana M dan Muhamad Kevin Danuarta yang sudah diketemukan dalam keadaan selamat. Hadi Supriadi merupakan korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Sementara, identitas korban yang masih dalam pencarian yaitu, Dana Prasasty, Ryan Perdana Syah Putra, M. Bagas Syaifudin, Sendi Wahyudi, Jaya Rahman, Maman Sulaeman, Olof Luturmas, Candra, Mohamad Jaelani, dan Indra Pamungkas.
Selain mengerahkan personel dan alut, pihaknya juga menghubungi SROP dan VTS Benoa untuk e-broadcast mapel ke kapal-kapal yang berada di sekitar lokasi kejadian. Operasi SAR hari ini turut melibatkan 17 orang ABK, 5 rescuer, 7 orang Polair Mabes Polri, 6 orang Polair Pelabuhan Benoa dan 2 orang SAR Radio 115. Sementara itu, koordinasi tetap dilakukan dengan KM Bahari Nusantara 25 dan KM Bahari Nusantara untuk memantau perkembangan proses pencarian. (BC5)