Mangupura, balibercerita.com –
Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, menghadiri upacara Tawur Agung Kesanga yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Badung di Catus Pata Desa Adat Carangsari, Kecamatan Petang, Rabu (2/3). Turut hadir mendampingi bupati, Ketua DPRD Badung Putu Parwata, Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa beserta istri, Angota DPRD Badung I Gusti Agung Ayu Inda Trimafo Yudha, I Gusti Lanang Umbara, I Wayan Suka, Pangelingsir Puri Agung Carangsari, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Kepala OPD di lingkungan Pemkab Badung, PHDI Kabupaten Badung, camat se-Badung, dan Majelis Alit Kecamatan mewakili bendesa adat se-Badung.
Tawur Agung Kesanga tersebut dipuput oleh 7 orang sulinggih yakni Ida Pedanda Gede Buruan Griya Pesraman Darmasaba, Ida Pedanda Made Bukit Putra Griya Budha Panti Denpasar, Ida Rsi Bujangga Wyawasthana Griya Anyar Sari Sembung, Ida Bhagawan Raka Kemenuh Griya Gede Gunung Taman, Ida Rsi Agung Ardaningrat Nata Kusuma Puri Agung Carangsari, Ida Pandita Empu Dharma Jati Biru Daksa Griya Agung Tirta Amerta Sari Samuan, Sire Epu Gede Sangga Dharma Griya Taman Kencana Raja Sukakadi Taman. Untuk tahun ini, Tawur Agung Kesanga menggunakan sarana banten mesanggar tawang, meluhur akasa, meyama raja.
Bupati Badung Giri Prasta dalam sambrama wacananya menyampaikan, tujuan upacara tawur di catus pata untuk memanggil semua bhuta kala yang ada di segala penjuru arah untuk disomya dengan memberikan laban (upah) sehingga mereka tidak akan membuat kegaduhan dan malapetaka di kehidupan umat manusia terlebih dalam situasi pandemi Covid-19.
“Tahun ini tawur agung kita laksanakan di Catus Pata Desa Adat Carangsari Petang. Tahun-tahun sebelumnya kita adakan di semua kecamatan, yang pertama di Kecamatan Mengwi, yang kedua di Abiansemal, setelah itu di Kecamatan Kuta Utara, tahun ini di Kecamatan Petang dan berikutnya akan berlanjut ke Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan. Perayaan hari raya Nyepi agar dimaknai dengan baik dan benar, setelah upacara tawur agung akan dilaksanakan Pangerupukan. Majelis Madya maupun Alit akan bergerak ke seluruh desa adat untuk mendak tirta, di catus pata inilah tempatnya memanggil para bhuta kala dan wesya untuk dihaturkan upakara, diberikan laban (upah) agar bisa menetralisir kekuatan jahat dan tidak membuat malapetaka sehingga berguna bagi kehidupan umat manusia dan kehidupan di alam semesta,” ujarnya.
Giri Prasta menambahkan, dalam pelaksanaan tawur kesanga menggunakan Sarwa Sadaka. “Untuk tawur kali ini dipuput Sarwa Sadaka, sulinggih dari semua klan agar bersatu mengrastiti jagat. Sesuai prinsip Vasudeva Kutumbakam yang artinya kita semua bersaudara, agar semua tokoh dan masyarakat mengetahui tujuan dan makna upacara berdasarkan sastra agama yang ada,” pungkas Giri Prasta. (BC9)