Pura Taman Pecampuhan Sala, Perpaduan Eksotisme Alam dan Daya Magis yang Sempurna

0
280
Kawasan suci Pura Taman Pecampuhan Sala. (BC13)
Kawasan suci Pura Taman Pecampuhan Sala. (BC13)

Bangli, balibercerita.com –
Pura Taman Pecampuhan Sala berlokasi di Desa Adat Sala, Desa Abuan, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Jarak tempuh dari Kota Denpasar sekitar 1 jam dan dari Kota Bangli sekitar 15 menit. Eksotisme bentang alam dan mistisnya kawasan pura akan memberikan pengalaman spiritual baru bagi mereka malukat di sini.

Awalnya, keberadaan Pura Taman Pecampuhan Sala tak banyak dikenal masyarakat. Hanya sebagian warga setempat dan orang-orang tertentu dari luar Desa Adat Sala saja yang mengetahuinya. Mengingat banyaknya cerita mistis yang melingkupi pura ini, termasuk khasiat masing-masing tirta di tiap lokasi pangelukatan, perlahan namun pasti, semakin banyak umat yang tangkil ke Pura Taman Pecampuhan Sala.

Baca Juga:   Pura Goa Giri Putri, Gua Eksotis dan Sakral di Nusa Penida 

Dari penuturan Bendesa Adat Sala Ketut Kayana kepada Bali Bercerita, tidak ada yang tahu pasti sejak kapan kawasan suci di Sala itu berdiri. Warga hanya tahu tempat malukat ini sudah ada sejak zaman dahulu. Terbukti dengan adanya beberapa peninggalan, termasuk Batu Lingga yang diyakini sebagai peninggalan peradaban kuno. Meski sudah ada sejak lama, namun keberadaan pura sempat terlupakan.

Baca Juga:   Maknyossss! Sensasi Pedas Kepiting Tol Bergoyang di Kampoeng Kepiting

Dituntun oleh kekuatan positif secara niskala, pihaknya kemudian berinisiatif menata kembali kawasan malukat yang terlupakan tersebut. Tujuannya tiada lain membantu umat untuk membersihkan kekotoran batin akibat degradasi kesucian di zaman Kali Yuga.

Bak gayung bersambut, rencana para paduluan disambut antusiasme warga. Perbaikan dan pembangunan sejumlah fasilitas penunjang pun dilakukan secara gotong royong pada tahun 2017. Kala itu, pembangunan difokuskan di jaba sisi pura yang merupakan tempat malukat. Di awal, proses penataannya tertatih-tatih. Namun menariknya, di tengah belum tertatanya kawasan tersebut, pamedek justru sudah banyak berdatangan. Sementara untuk pura utamanya sendiri, dahulu posisinya lebih rendah ketimbang yang ada saat ini. Pada tahun 2005, pura “diangkat”, dibangun di lokasi lebih tinggi agar tak rawan longsor. Saat itu, dana pembangunan didukung penuh Pemkab Bangli.

Baca Juga:   Misteri Batu Tri Linggam di Pura Payogan Kailash

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini