Amlapura, balibercerita.com –
Pura Pengubengan merupakan satu dari 25 pura di kompleks Pura Besakih. Pura ini memiliki peranan sentral dalam sejumlah upacara penting di Bali, termasuk bagi para pendaki Gunung Agung.
Pura Pengubengan terletak di sekitar 3 km arah utara Pura Agung Besakih dan masih berada di lingkungan Banjar Batu Madeg. Di beberapa titik, jalan tidak terlalu lebar dan terdapat tanjakan yang cukup terjal. Meski demikian, pemandangan kawasan hutan akan memanjakan mata. Terlebih lagi udara di kawasan ini sangat sejuk dan segar.
Pemangku Pura Pengubengan, Jero Mangku Nyoman Artawan menjelaskan, Ida Batara yang berstana di Pura Pengubengan yakni Sang Hyang Naga Taksaka, yang dipercaya sebagai penguasa alam atas. Naga Taksaka adalah bagian dari Naga Tiga yang memiliki stana di kompleks Pura Besakih. Selain Taksaka, bagian Naga Tiga lainnya yakni Sang Hyang Naga Basuki yang berstana di Pura Basukian dan Sang Hyang Naga Ananta Boga yang berstana di Pura Bangun Sakti. Busana berupa wastra, umbul-umbul dan payung di Pura Pengubengan semuanya berwarna putih.
Adapun palinggih yang ada di Pura Pengubengan antara lain, padmasana dan pengayengan Ida Batara Giri Tohlangkir, bale pelik, meru tumpang solas sebagai stana Sang Hyang Naga Taksaka, gedong penyimpenan, palinggih panggungan dan bale paselang. Piodalannya berlangsung tiap Buda Cemeng Kelawu atau tiap enam bulan sekali. Sementara, pangempon pura adalah Pemerintah Kota Denpasar.
Pura Pengubengan memiliki peran penting bagi umat Hindu di Bali. Pada saat upacara besar di Pura Agung Besakih khususnya Karya Ida Batara Turun Kabeh yang puncaknya berlangsung tiap Purnama Kadasa, Batara Tirta akan dimohonkan di tiap Pura Sad Kahyangan. Setelah Karya Ida Batara Turun Kabeh selesai digelar, maka Batara Tirta akan dilebar di Pura Pengubengan. Pelaksanaan upacara majejauman juga bisa dilangsungkan secara ngubeng di Pura Pengubengan.
Selain itu, pada upacara Bhumi Sudha yang digelar tiap tahun pada Tilem Kanem, Batara Tirta akan dipundut atau dimohonkan di Pura Pengubengan. Upacara Bhumi Sudha sendiri dipusatkan di Pura Watu Klotok. Ritual ini dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Babad Dewa dan hasil paruman sulinggih.
Upacara yang bermakna pembersihan alam beserta isinya ini digelar di tiga lokasi yaitu Pura Pengubengan, Pura Batur dan Pura Watu Klotok. Dalam pelaksanaannya, Tirta Pamarisudha dari Pura Pengubengan dan Pura Batur dituntun dan dipusatkan di Pura Watu Klotok. Setelah tiba di utama mandala Pura Watu Klotok, tirta dari dua pura tersebut dicampur lagi dengan tirta di Pura Watu Klotok.
Di sisi lain, para pendaki Gunung Agung bisa melalui jalur dari pura ini. Namun, sebelum mendaki hendaknya bersembahyang di Pura Pengubengan untuk memohon keselamatan dan kelancaran selama perjalanan. (BC13)