Prodi Doktor Kajian Budaya FIB Unud Gelar PKM di Museum Pendet

0
62
Unud
Diskusi khusus tentang industri budaya yang dipandu oleh A.A. Gde Agung Dalem. (ist)

Gianyar, balibercerita.com – 

Mempertahankan budaya dan seni di tengah pandemi menjadi tantangan bagi masyarakat, khususnya para seniman. Berdasarkan kondisi tersebut, Program Studi (Prodi) Doktor Kajian Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unud berupaya memberikan solusi berdasarkan kajian akademik atas kebutuhan, tantangan, atau persoalan yang dihadapi masyarakat. Salah satunya berupa ilmu yang dapat digunakan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Pada Sabtu (26/2), Prodi Doktor Kajian Budaya FIB Unud melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Museum Pendet, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Tema yang diangkat “Industri Budaya: Pemertahanan Kesenian di Masa Pandemi di Ubud”. 

Kegiatan tersebut dipimpin Kaprodi Doktor Kajian Budaya Prof. Dr. I Nyoman Dharma Putra, M.Litt., yang diikuti oleh mahasiswa S-2 dan S-3 angkatan 2021/2002, para dosen, dan sejumlah seniman di Ubud dan sekitarnya. Seperti seniman perupa, videografi, seniman grafis, pertunjukan dan kurator. Jumlah keseluruhan peserta pengabdian mencapai 50 orang dan diisi dengan berbagai materi salah satunya yaitu literasi digital bagi seniman di masa pandemi seperti saat ini. 

Baca Juga:   Puluhan Ogoh-ogoh dan Tapel Dipamerkan di GWK

Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., menyampaikan, program PKM merupakan kerja sama antara Prodi S-3 Kajian Budaya dengan Museum Pendet. Lokasi itu terpilih karena Museum Pendet merupakan museum unik dalam sejarah perkembangan museum di Bali. Kendati lokasi dan ukuran museum itu relatif kecil, namun nilai karya yang terpajang di sana sangat besar.

Baca Juga:   Sempat Terkubur Zaman, Tradisi Siat Yeh di Jimbaran Kembali Dibangkitkan

Sementara, Kaprodi S-2 Kajian Budaya, Dr. I Wayan Tagel Eddy mengatakan bahwa kebudayaan sangat terkait erat dengan kehidupan masyarakat. Kebudayaan bukan semata kesenian dan keindahan, tetapi juga merupakan ruang negosiasi kekuasaan.

Ketua Panitia PKM, Wayan Nuriarta menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini untuk memberikan solusi berdasarkan kajian akademik di bidang kajian budaya atas kebutuhan, tantangan, dan persoalan yang dihadapi kelompok seniman di Ubud. PKM juga diharapkan untuk memberikan informasi mengenai peningkatan kinerja (capacity building) bagi kelompok seniman di Ubud, dalam rangka mendukung pembangunan seni budaya dan kesejahteraan masyarakat. “Melalui kegiatan ini sekaligus juga untuk memperoleh umpan balik dan masukan bagi Program Studi Doktor Kajian Budaya, dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan, dari para praktisi dan pakar,” terangnya.

Baca Juga:   Begini, Akulturasi Budaya dalam Tradisi Bakcang di Pantai Kuta

Kegiatan PKM diisi dengan peninjauan koleksi museum, diskusi koleksi, dan diskusi khusus tentang industri budaya, yang dipandu oleh A.A. Gde Agung Dalem. Adapun tiga narasumber diskusi yaitu Dr. Ketut Muka Pendek selaku pengelola museum/dosen ISI Denpasar, dan dua mahasiswa Kajian Budaya yaitu Richard Togaranta Ginting dan I Kadek Puriartha. Diskusi berlangsung hangat selama dua jam. Dalam kesempatan itu dibahas mengenai sejarah seni rupa Bali, kehidupan seniman, manfaat seni bagi kehidupan sosial masyarakat, literasi budaya, literasi digital, dan seni virtual Bali di masa pandemi. (BC5)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini