Denpasar, balibercerita.com –
Dukungan orangtua sangat berperan penting dalam proses tumbuh kembang si buah hati. Salah satunya melalui penghargaan (reward), sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian yang sudah diraih anak. Reward secara tidak langsung dapat membentuk perilaku anak ke arah yang lebih baik, maupun membangun kebiasaan baik anak. Seperti merapikan tempat tidur, menyikat gigi sebelum tidur, mengerjakan tugas sekolah, hingga membantu orangtua membersihkan rumah.
Menurut psikolog anak dan remaja, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, selain membentuk perilaku, reward juga memiliki beberapa manfaat lainnya. Pertama, meningkatkan self-esteem anak. Dengan mendapatkan reward, anak akan merasa dirinya telah berhasil mencapai sesuatu. Hal itu dapat menimbulkan pandangan positif pada dirinya.
Kedua, mempererat hubungan antara orangtua dan anak. Dengan memberikan perhatian lebih banyak pada perilaku baik daripada perilaku buruk, maka akan membawa orangtua dan anak ke arah hubungan yang lebih positif. Ketiga, mendorong anak untuk belajar menguasai keterampilan ataupun kemampuan yang diharapkan.
“Membahas tentang reward, tidak bisa terlepas dari motivasi. Motivasi antara orang dewasa dengan anak-anak sangat jauh berbeda. Pada anak, motivasi yang datang dari luar dirinya yang masih dominan. Perilaku anak masih bergantung pada reward atau konsekuensi yang ia dapatkan,” terangnya.
Pemberian reward harus diperhatikan agar efektif dalam membentuk perilaku baik atau perilaku yang diinginkan pada anak. Reward harus merupakan sesuatu yang bermakna untuk anak, seperti cokelat kesukaannya atau aktivitas favoritnya.
Bentuk reward dapat bervariasi, yaitu material rewards yang berupa benda, seperti makanan ringan favorit anak, mainan, stiker, atau benda lain yang disukai anak atau social rewards yang berupa afeksi (peluk-cium, senyuman, belaian atau tepukan di pundak), pujian dan aktivitas (ekstra waktu bermain atau menonton, hingga ditemani ibu merakit mainan).
Secara alami, reward bisa terjadi atau diciptakan berdasarkan kesepakatan. Ada kalanya, reward perlu diberi bobot lebih untuk membentuk perilaku-perilaku yang diharapkan muncul pada anak sebagai, ibu dan anak menyepakati bahwa anak akan mendapatkan reward berupa cokelat kesukaannya, jika ia ingat untuk mengerjakan PR tanpa diingatkan.
Hindari menunda reward terlalu lama. Reward diberikan segera setelah perilaku yang diharapkan muncul, agar pola keterkaitannya dapat tercipta erat antara reward dan perilakunya. Reward boleh diberikan asalkan tidak berlebihan, sehingga anak merasa terlalu mudah dan akhirnya reward kehilangan maknanya.
Reward dapat dibuat di dalam sistem, anak baru akan mendapatkan reward setelah perilaku muncul dalam frekuensi tertentu atau dalam jangka waktu tertentu yang disepakati. “Reward diberikan bersamaan dengan usaha memunculkan motivasi intrinsik di dalam diri anak, sehingga tidak selamanya perilaku anak bergantung pada reward eksternal,” imbuhnya. (BC5)