Mangupura, balibercerita.com –
Memelihara dan melestarikan mangrove merupakan komitmen yang dipegang teguh Kelompok Nelayan Wanasari, Tuban, dalam menjaga pesisir bersama ekosistemnya. Kendati dalam situasi pandemi Covid-19, semangat mereka tidak pernah surut. Tanpa mengabaikan instruksi pemerintah, mereka konsisten melakukan penanaman mangrove di perairan Teluk Benoa titik Tuban, dengan menerapkan pengaturan dan pembatasan peserta.
Ketua Kelompok Nelayan Wanasari Made Sumasa menerangkan bahwa situasi pandemi yang sempat membuat pemerintah melakukan pengetatan aturan tidak menyurutkan pihaknya melakukan pelestarian mangrove. Secara berkala dan konsisten, pihaknya tetap melakukan penanaman dan penyemaian bibit mangrove secara internal.
Saat situasi tersebut pihaknya memang sengaja melakukan pembatasan untuk menjaga situasi dan mengikuti aturan pemerintah. “Kalau dulu sangat banyak yang melakukan penanaman mangrove di sini. Mulai dari siswa, mahasiswa, perusahaan, dan BUMN. Tapi karena aturan pemerintah yang melakukan pengetatan, tentu sebagai warga negara yang baik kami senantiasa menerapkan hal itu,” terangnya, Senin (1/8).
Dipaparkannya, komitmen konservasi dan menjaga kelestarian mangrove sudah sejak lama dilakukan oleh Kelompok Nelayan Wanasari. Sebab mereka paham betul tentang pentingnya habitat hutan bakau bagi pesisir dan kelestarian ekosistem. Terlebih Teluk Benoa menjadi salah satu sumber mata pencaharian nelayan, yang tentunya harus senantiasa dijaga dan dirawat.
Seiring dengan dilonggarkannya status PPKM dan melandainya angka kasus Covid-19, kini mereka kembali membuka kesempatan bagi setiap komponen masyarakat untuk melakukan penanaman mangrove. Namun saat ini pihaknya hanya menerima 100 orang peserta dalam sekali kegiatan untuk menanam bibit bakau. Untuk itu setiap pihak yang ingin melakukan penanaman diharapkan bisa menyesuaikan. Salah satunya dengan membagi jumlah peserta yang ingin melakukan penanaman secara bertahap.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Kelompok Nelayan Wanasari Agus Diana. Kegiatan konservasi tersebut sejalan dengan visi kelompok nelayan wanasari yang berkonsep Tri Hita Karana. Seiring dengan perhelatan G20 yang mengangkat isu lingkungan, kegiatan penanaman mangrove kini mulai muncul dari berbagai pihak.
Pada Rabu (27/7) lalu, menjadi kegiatan penanaman mangrove dengan peserta terbanyak yang di-handle pihaknya selama pandemi. Kegiatan dilakukan oleh Indonesia Financial Group (IFG) yang menanam sebanyak 2.700 bibit mangrove.
Kegiatan tersebut juga dibantu mahasiswa Universitas Brawijaya Malang khususnya Fakultas Kelautan dan Perikanan. “Kami harap ini tidak menjadi seremonial semata, tapi dilakukan secara berkelanjutan oleh semua lapisan masyarakat. Sebab menjaga mangrove sama artinya menjaga lingkungan dan itu merupakan tugas bersama,” harapnya.
Salah seorang mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Zuriel Gerhard Prodeo Tarigan Makagiansar mengaku sangat senang dan terkesan mengikuti program kegiatan dari Kelompok Nelayan Wanasari. Selama 1,5 bulan magang di sana, ia mengaku banyak mengikuti dan terlibat aktif dalam melakukan kegiatan konservasi. Mulai dari penyemaian bibit mangrove, penanaman bibit mangrove, pemeliharaan mangrove, pembibitan dan penyemaian kepiting bakau, maupun memandu wisatawan untuk bermain kano.
Nelayan Wanasari juga melaksanakan kegiatan ekowisata dalam upaya memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan. “Sangat senang ikut berkontribusi bagi alam. Walaupun kami disini terkait program kuliah, tapi kami merasa seperti di rumah sendiri. Sangat asik, menyenangkan, dan tentunya tidak terlupakan. Apalagi terkadang kami bertemu dengan dosen kami yang ikut di kementerian,” ungkapnya. (BC5)