Limbah Payung “Disulap” Jadi Sangkar Burung

0
80
Sangkar burung hasil karya I Komang Satriawan. (ist)
Sangkar burung hasil karya I Komang Satriawan. (ist)

Gerung, balibercerita.com –

I Komang Satriawan kehilangan pekerjaan akibat gempa Lombok tahun 2018 lalu. Saat terjadi gempa susulan, ia sedang bekerja memperbaiki atap rumah. Kejadian itu membuatnya trauma hingga memutuskan banting setir memulai usaha pembuatan sangkar burung.

Berbekal skill khusus dan yang utama menguasai teknik potong dengan alat gerinda dan mesin pendukung lainnya, ia memberanikan diri terjun ke dunia kerajinan. Satriawan menggunakan bahan baku berupa limbah payung dan limbah pipa paralon. Bahan-bahan yang mudah ia dapatkan.

Baca Juga:   Cara Bandara Ngurah Rai Lepas Penumpang Terakhir Tahun 2023 dan Sambut Penumpang Pertama 2024

Pria berusia 37 tahun ini menyebutkan, bahan baku berupa limbah payung dan limbah paralon dipilihnya karena tergolong dapat tahan lama. Bahan tersebut awet meskipun terkena panas maupun hujan. Selain itu, penggunaan limbah juga dapat mengurangi sampah yang terbuang.

Baca Juga:   Bank BRI Berikan Bantuan Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR kepada Petani Rumput Laut

Proses pembuatan satu buah sangkar burung memakan waktu sehari. Itu pun tergantung variasinya. Saat ini ia masih menggarap sendirian dibantu oleh istri dan anak. Produksi masih rumahan yakni di Jalan Jagapati, Desa Ranjok, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat. Per bulannya, rata-rata ia bisa memproduksi hingga 60 sangkar. Sementara, pemasaran mencakup wilayah Lombok Timur, Mataram dan Lombok Barat.

Baca Juga:   Kasus Flu Burung Kembali Merebak di Tiga Benua, Bandara Ngurah Rai Tingkatkan Pengawasan

Dengan modal skill dan didukung ramainya penghobi burung saat itu, Satriawan mampu meraup omzet yang cukup besar. Namun, seiring masa pandemi Covid-19, orderan pun melesu. “Dulu orderannya sangkar yang mahal saja yang harganya hingga jutaan per sangkar. Karena pandemi, yang jalan hanya sangkar biasa yang harganya seratusan ribu,” ujarnya. (BC10)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini