Mangupura, balibercerita.com –
Sekda Badung, I Wayan Adi Arnawa yang mewakili Bupati Badung, membuka Festival Dresta Lango Ogoh-ogoh Garuda Wisnu Kencana (GWK) dalam rangka perayaan hari raya Nyepi tahun Caka 1945, di Lotus Pond GWK Cultural Park, Minggu (26/3). Festival yang diinisiasi GWK bekerja sama dengan Pemkab Badung ini turut dihadiri Ketua DWP Badung Nyonya Rasniathi Adi Arnawa, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung, I Gede Eka Sudarwitha, camat se-Badung, Direktur Operasional GWK Cultural Park Stefanus Yonathan Astayasa dan seluruh peserta lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Badung.
Sekda Wayan Adi Arnawa dalam sambutannya mengatakan, atas nama pemerintah dan pribadi, memberikan apresiasi kepada Garuda Wisnu Kencana yang sudah menyediakan tempat untuk Festival Dresta Lango Ogoh-ogoh di Kabupaten Badung. Ini membuktikan bahwa ogoh ogoh memiliki prestasi tersendiri di Kabupaten Badung dan seluruh sekaa teruna di Badung antusias melestarikan tradisi budaya menjelang Nyepi tersebut.
“Terima kasih kepada pihak GWK karena sudah memberikan kesempatan kepada adik-adik sekaa teruna yang ogoh-ogohnya tampil di GWK ini. GWK sudah membuktikan kepada kita semua bahwa ogoh-ogoh memiliki prestasi dan dibuatkan ajang dalam Festival Dresta Lango 2023. Ini menunjukkan bahwa GWK dan seluruh keluarga besar sangat melestarikan budaya kita. Saya akan terus mendukung dan kedepan, Kadis Kebudayaan perlu dipikirkan lagi agar event seperti ini dilaksanakan oleh Pemkab Badung dengan hadiah yang lebih besar lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Operasional GWK Culture Park Stefanus Yonathan Astayasa menjelaskan, awalnya ogoh-ogoh dibuat hanya dengan rangka kayu dan bambu sederhana yang dibungkus kertas. Namun, seiring berkembangnya kreativitas masyarakat saat ini, telah berevolusi menjadi sebuah karya seni yang luar biasa yang menjadi daya tarik masyarakat luas. Selain berwujud bhuta kala, ogoh-ogoh di Bali saat ini juga hadir dalam bentuk kontemporer, belakangan ada yang menjadikan ogoh sebagai ajang menyentil tokoh yang dianggap kontroversial hingga karakter fiktif yang dianggap melambangkan kejahatan.
“Festival ini juga menjadi ajang pengembangan kreativitas warga, terutama anak-anak muda yang tergabung dalam wadah sekaa teruna di Bali. Sebagai wujud apresiasi terhadap 594 sekaa teruna di Kabupaten Badung. Semoga acara ini rutin diadakan setiap tahun dan semakin meningkatkan kreativitas masyarakat dan anak-anak muda,” tutupnya. (BC13)