Mangupura, balibercerita.com –
Bertepatan dengan Tilem Kawulu, nemonin Anggara Pon Menail, Desa Adat Kerobokan akan melaksanakan Caru Amreta Bhuwana di Pura Dang Kahyangan Petitenget, Selasa (1/2). Adapun sarana yang dipergunakan sebagai caru adalah sapi jagiran warna hitam (godel selem batu). Tujuan Caru Amreta Bhuwana adalah ngutpeti atau mapayahu jagat beserta isinya agar mendapatkan jagadhita (kerahayuan, gemah rimpah loh jinawi).
Pemucuk Prajuru Pura Dhang Kahyangan Petitenget Lan Pura Masceti Ulun Tanjung Petitenget, Drs. A.A. Ngurah Rai Yuda Darma, MAP menerangkan, upacara tersebut rutin dilaksanakan setiap tahun sekali saat Tilem Kawulu. Pembiayaan kegiatan bersumber dari kas Pura Dhang Kahyangan Petitenget dan sumber-sumber lainnya dari krama Desa Adat Kerobokan.
Caru tersebut memiliki makna yang kental nuansa religi dan filosofis di dalamnya. Caru artinya tawur atau yadnya, Amreta artinya urip atau landuh, Bhuwana artinya jagat, disebut juga sebagai purusa atau akasa. Hal itulah yang menyebabkan caru tersebut sarananya berupa sapi jagiran hitam. “Sapi artinya Nandini, sebagai wahana yang menyebabkan ketenteraman jagat. Jagiran artinya laki-laki yang berperawakan tegap berarti sempurna. Warna hitam artinya Krisna sebagai Wisnu sebagai pemelihara jagat,” jelasnya.
Dipaparkannya, prosesi upacara dan upakara akan diawali dengan menyembelih sapi jagiran hitam yang terletak di tengah-tengah pintu masuk dan keluar pura atau nista mandala Pura Petitenget. Adapun perlengkapan dan sarana upakara yang dipergunakan berupa tirta, 2 buah payung kuning, 2 buah tombak poleng, 2 buah tamiang, 2 bilah tah (arug), daksina panyambelehan, 9 tandongan segehan, 11 tandingan segehan 11, rantasan, dan pasucian.
Setelah upacara itu dilaksanakan, sapi jagiran hitam akan disembelih oleh pemangku memakai pakaian serba putih dengan membawa tah (arug). Di akhir upacara pecaruan tersebut, semua sarana upacara termasuk sapi selem tersebut dilarung ke Pantai Petitenget atau disebut dengan mapekelem. Pada hari itu juga krama Desa Adat Kerobokan nunas tirta pecaruan dan tirta peneduh untuk di rumah masing-masing. (BC5).