Denpasar, balibercerita.com –
Bali Wellness and Beauty (BWB) Expo 2025 yang akan digelar di The Meru Sanur pada 27-29 Juni, mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Provinsi Bali dan pelaku pariwisata. Acara yang diprakarsai oleh Melali MICE ini dinilai sejalan dengan tiga bidang yang saat ini fokus dipromosikan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif yaitu gastronomi (kuliner), marine tourism, dan wellness tourism.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini menyampaikan, BWB Expo menjadi wadah bagi Pemprov Bali, dalam hal ini Disparda, untuk berbagi tentang arah kebijakan dan pengembangan konsep sustainable tourism. BWB Expo menjadi ruang diskusi dan kolaborasi yang penting untuk memperkuat posisi Bali sebagai pusat wisata kesehatan dan kebugaran. “Wellness tourism ini dimulai pasca pandemi Covid-19. Kesehatan disadari merupakan modal utama,” ucapnya.
Kemenparekraf bersama Kementerian Kesehatan saat ini tengah mendorong pengembangan empat jenis wisata kesehatan yang mencakup medical tourism, wellness & herbal tourism, sport health tourism, dan wisata ilmiah kesehatan. Fokus utama pada tahun 2025 diarahkan pada wellness & herbal tourism serta medical tourism. Wellness Tourism menjadikan Bali sebagai pusat layanan kesehatan holistik, termasuk yoga, meditasi, pijat tradisional, spa, dan terapi herbal.
Banyak wisatawan internasional yang tertarik datang ke Bali untuk mencari pengalaman relaksasi dan keseimbangan hidup. Meskipun belum memiliki pengakuan dalam sektor kesehatan seperti Thailand, Korea, maupun Singapura, Bali mulai mengembangkan sektor medical tourism. Bali memiliki kekayaan pengobatan tradisional yang telah diwariskan secara turun temurun. Bali memiliki modal utama untuk menjadi destinasi kesehatan, baik itu budaya, kearifan lokal, pemandangan alam dan taksu. Bali memiliki spiritual vibrasi dan hospitality.
Bali sendiri sudah memiliki dasar hukum pelayanan kesehatan tradisional yang ditetapkan melalui Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 55 Tahun 2019 yang mengatur pengembangan dan pemanfaatan pengobatan tradisional Bali, termasuk pelayanan kesehatan tradisional integrasi dan komplementer. Bahkan, Bali sudah memiliki UPTD kesehatan tradisional. Tinggal diperkuat menjadi suatu identitas, sekaligus menunjukkan keseriusan Bali dalam mengembangkan kearifan lokal warisan leluhur sejak beratus tahun lamanya.
Pengembangan medical tourism juga telah dilakukan pemerintah dengan melakukan pembangunan Rumah Sakit International Bali di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur serta pengembangan medical tourism lainnya melalui membangun gedung Aesthetic Center di RSUP Prof Ngoerah. Expo wellness ini dirasa sangat inline dengan pengembangan pariwisata di Bali. Pemerintah sangat dimudahkan, karena tinggal mensupport inisiasi tersebut.
“Semoga ini bisa berlangsung terus sampai tahun depan dan ini akan kita masukan ke dalam calender event of Bali. Dengan demikian, akan memberikan keragaman dan jadwal pasti wisatawan ke Bali,” harapnya sembari mengaku akan memasukkan agenda itu sebagai sales mission yang mengangkat wellness tourism tahun depan.
Kolaborasi menyeluruh antara pemerintah, stakeholders, dan seluruh elemen pariwisata khususnya dalam menyediakan layanan wellness seperti spa pada industri pariwisata meliputi hotel, resort, maupun vila juga menjadi potensi besar dalam mendorong perkembangan wellness tourism. Dengan adanya kolaborasi tersebut diharapkan dapat diintegrasikan dalam layanan medis yang lebih kompleks. Melalui upaya ini diharapkan bukan hanya dapat menarik kunjungan wisatawan asing ke Bali untuk berobat, menjaga kebugaran fisik, jiwa dan pikiran, tapi juga mencegah agar orang Indonesia melakukan perawatan diri ke luar negeri.
Director of Marketing Communications The Meru Sanur, Haryadi Satriono menyampaikan, antara beauty dengan wellness merupakan dua hal yang berjalan beriringan dan saling terkait. Melalui event ini, ia berharap menjadi wadah inspiratif yang dapat menonjolkan produk lokal Bali ke mata dunia. “Sebagai host tahun ini, kami sangat bersyukur dan berharap event ini dapat berjalan secara berkelanjutan kedepannya,” ucapnya.
Melalui event ini juga diharapkan menjadi wadah promosi bagi Sanur. Pasalnya, belakangan ini Sanur seolah kurang mengalami gairah kunjungan dibandingkan tempat lain. Expo diharapkan dapat membangkitkan gairah wisatawan ke sanur sehingga Sanur dapat kembali menonjol sebagai destinasi populer untuk dikunjungi. (BC5)