Denpasar, balibercerita.com –
Literasi Hindu berbasis kearifan lokal di Bali mengalami tantangan yang cukup rumit dan berat. Tak banyak generasi muda Hindu yang tertarik untuk menekuni literasi khususnya yang berkaitan dengan lontar dan kakawin.
Untuk mendorong penguatan dan eksistensi literasi lokal, Bhaskara Budaya 2023 diharapkan menjadi tonggak untuk mendekatkan para pemuda Hindu dengan literasi Hindu dalam bentuk kompetisi.
“Bhaskara Budaya merupakan akronim dari bahasa, sastra dan aksara. Tujuannya tidak lain untuk menggali potensi generasi muda Bali dalam berkesenian dan berkebudayaan. Bangga sebagai jati diri Hindu dan tidak melupakan kearifan lokal Budaya Bali,” kata Ketua Panitia Bhaskara Budaya 2023 Putu Eka Sura Adnyana, di Denpasar, Senin (9/1).
Acara ini merupakan program kolaborasi yang digagas oleh lembaga kajian media dan literasi Hindu, Acarya Media Nusantara (AMN) dan Aliansi Pemuda Hindu Bali (APHB). Lebih jauh, papar Eka Sura yang juga akademisi UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar ini, Bhaskara Budaya dirancang dalam bentuk lomba yang meliputi lomba nyurat lontar dan lomba kakawin tingkat SMA/SMK se-Bali.
Pendaftaran sudah dibuka sejak penghujung tahun 2022 lalu. Pihaknya berharap lomba ini menjadi ajang untuk melahirkan generasi muda yang melek literasi Hindu di tengah pengaruh digitalisasi, khususnya literasi Hindu berbasis kearifan lokal di Bali.
Menurutnya, lontar dan kakawin merupakan karya sastra yang adiluhung dan luar biasa yang masih eksis sampai saat ini. Hal tersebut tidak terlepas dari dari penggunaannya yang tetap aplikatif dalam kehidupan budaya dan agama Hindu di Pulau Bali.
Namun, pihaknya mengkhawatirkan jika literasi lokal tersebut tidak digetoktularkan dalam berbagai kegiatan yang menarik bagi generasi muda, tentu keberadaan lontar dan kakawin akan redup ditelan zaman yang kian berubah.
“Bhaskara Budaya ini memiliki spirit dan idealisme agar generasi muda tidak sekedar kenal dengan lontar dan kakawin. Namun, hal yang paling prinsip yakni melakoni literasi Hindu ini dalam kemasan perlombaan. Mereka kami dekatkan dengan upaya pelestarian lontar dan kakawin,” tambah Eka Sura yang juga Sekretaris Acarya Media Nusantara tersebut.
Sementara, puncak lomba akan berlangsung pada Minggu, 29 Januari 2023 mendatang, yang berpusat di aula Dinas Kebudayaan Kota Denpasar. Dari rekapitulasi sementara, ada total 60 lebih peserta yang mengikuti lomba.
Kegiatan ini ke depannya akan digelar secara konsisten setiap tahun. Kegiatan Bhaskara Budaya perdana ini didukung oleh Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dan Ditjen Bimas Hindu kementerian Agama. “Ke depan, kami tentu membuka kepada instansi terkait untuk bisa bekerja sama dan berkolaborasi,” ujarnya. (BC10)