Mangupura, balibercerita.com –
Kendati rute internasional di Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai sudah mulai menunjukan pertumbuhan, namun belum semua maskapai diketahui kembali membuka rute penerbangan internasionalnya menuju ke Bali. Sampai saat ini ada beberapa airline rute internasional yang memang belum bisa kembali melakukan menerbangkan ke Bali karena faktor regulasi dari negara asal. Penerbangan tersebut diantaranya berasal dari maskapai negara Cina, Taiwan, dan Jepang. Bahkan hampir seluruh airline Cina masih belum bisa masuk ke Bali.
Menurut Co General Manager Operasional PT Angkasa Pura I Ngurah Rai, Rully Artha, sejumlah penerbangan tersebut belum bisa kembali datang ke Bali dikarenakan faktor regulasi atau aturan yang berlaku di negara terkait. Jika warga negara tersebut ingin ke Bali, mereka nantinya harus dikarantina di negaranya setelah mereka datang dari luar negeri. Hal ini memang cukup memberatkan bagi wisatawan terkait karena mereka harus memerlukan waktu ekstra dan biaya yang ekstra untuk mengikuti hal tersebut.
“Dengan pola yang diberlakukan di negara itu, memang agak menyulitkan bagi penduduk mereka datang ke Bali. Sebab mereka harus karantina lagi ketika pulang ke negaranya sehingga waktu yang dihabiskan untuk berwisata menjadi lebih banyak,” ucapnya belum lama ini.
Dipaparkannya, pada tahun 2019 total terdapat 48 rute penerbangan internasional yang dilayani oleh 35 maskapai, baik dari Bali maupun menuju Bali. Sementara berdasarkan data tertanggal 6 Juli 2022, tercatat ada 21 maskapai yang merealisasikan penerbangan internasional ke Bali. Penerbangan berasal dari 19 rute ke 11 negara. Pada tanggal 15 Juli ini Virgin Air Australia akan masuk kembali ke Bali. Hal itu membuat hampir seluruh airline operator negara Australia sudah masuk ke Bali.
Saat ini ada sebanyak 210 penerbangan yang take of landing per hari di Bandara Ngurah Rai, baik untuk reguler dan non reguler. Penerbangan masih didominasi oleh rute penerbangan domestik dibandingkan rute internasional. Sebelum pandemi, kondisi penerbangan di Bandara Ngurah Rai cenderung didominasi oleh penerbangan luar negeri. Sedangkan estimasi penumpang transit berkisar 9-12 persen, saat kondisi normal. Pada saat peak hours (jam puncak), yaitu jam 12 sampai 2 siang, jumlah penumpang saat itu mencapai 2700 penumpang.
Terpisah, General Manager PT Angkasa Pura I Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Handy Heryudhitiawan menyampaikan, terdapat sejumlah penambahan rute penerbangan internasional selama bulan Juni-Juli 2022. Untuk bulan Juni terdapat 5 penambahan jadwal internasional menuju Dili, Hanoi, Brisbane, Sydney, dan Melbourne oleh maskapai Batik Air Malaysia, VietJet Air, Citilink dan Virgin Australia. Sedangkan di bulan Juli, juga terdapat penambahan rute internasional ke Filipina oleh Philippine Airlines dan Korea Selatan dengan Korean Air.
Untuk rute internasional, penumpang terbanyak pada semester pertama 2022 adalah Singapura, Australia dan Malaysia. Sedangkan untuk rute penerbangan domestik, saat ini ada 21 rute penerbangan yang dilayani oleh 10 maskapai. Adapun untuk rute domestik dengan penumpang terbanyak di semester pertama tahun 2022 adalah Jakarta, Surabaya, dan Ujung Pandang. (BC5)