Mangupura, balibercerita.com –
Kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi salah satu hal yang diwaspadai oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali) dalam periode libur panjang hari raya Idul Fitri 1445 H. Selama libur Lebaran, Basarnas melaksanakan Siaga SAR Khusus Lebaran selama 14 hari, terhitung sejak 7 hari sebelum Lebaran dan 7 hari setelahnya.
Pada Rabu (3/4), apel gelar personel dan pemeriksaan kesiapan alat utama (alut) serta peralatan SAR lainnya dilaksanakan di halaman kantor Basarnas Bali. Juga dilaksanakan pelepasan tim siaga secara simbolis oleh Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, S.H. Kegiatan tersebut dilaksanakan serempak di seluruh Kantor Pencarian dan Pertolongan di Indonesia.
Nyoman Sidakarya menerangkan, apel dilaksanakan untuk memastikan kesiapan dalam rangka antisipasi arus mudik jelang Lebaran tahun 2024. Sebelumnya, Kantor Basarnas Bali juga telah berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk terlibat dalam posko terpadu angkutan Lebaran yakni Kementerian Perhubungan, PT. Angkasa Pura I, dan Polda Bali. Selain itu, dibangun posko mandiri yang ditempatkan di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padangbai, serta Nusa Penida.
Dilaksanakan pula pemantauan secara mobiling di objek-objek wisata yang biasanya terjadi lonjakan kunjungan wisatawan lokal ataupun dari luar Bali saat libur panjang. Objek wisata yang dinilai rawan terjadi kondisi berbahaya yakni wisata tirta seperti Pantai Kuta, Pantai Sanur, Pantai Canggu, serta penyebrangan di Pelabuhan Sanur, Pelabuhan Kusamba yang akan menuju Nusa Penida. “Kantor SAR Denpasar menyiapkan personel 126 orang yang dikerahkan menempati di posko-posko atau tempat wisata dan pelabuhan,” terangnya.
Selain keberadaan alut, tim SAR juga dilengkapi drone thermal pada masing-masing posko. Secara rutin nantinya akan dilakukan pemantauan kondisi sekitarnya melalui udara. Adapun kemungkinan ancaman bahaya selama berlangsungnya mudik Lebaran yakni kondisi cuaca.
Akhir-akhir ini sering terjadi hujan deras disertai angin kencang, oleh karenanya fokus utamanya berada pada aktivitas penyeberangan. “Ancaman dalam hadapi arus mudik yakni cuaca, maka kami selalu koordinasi dengan BMKG,” imbuhnya. (BC5)