Mangupura, balibercerita.com –
Ayunan besar di kawasan Pantai Petitenget, Rabu (19/1), tergerus sedalam 2 meter hingga menampakkan bagian pondasi. Ayunan yang telah menjadi ikon pantai tersebut berdiri di dekat muara sungai atau loloan. Diduga, kejadian itu dipicu berbeloknya alur muara sungai.
Menurut keterangan Lurah Kerobokan Kelod, I Made Wistawan, kondisi itu sudah biasa terjadi di Pantai Petitenget. Hal itu dikarenakan alur loloan yang selalu berubah-ubah, tanpa bisa diprediksi. Sebelumnya, kejadian itu sudah pernah terjadi dan membuat ayunan tersebut dipindah.
“Dahulu lokasi ayunan itu sudah pernah tergerus. Sehingga posisinya dipindah ke lokasi sekarang. Sekarang itu kembali tergerus,” ujarnya, Rabu (19/1).
Alur loloan tersebut memang dari dahulu sudah berubah-ubah. Hal itu dikarenakan faktor alam, sehingga posisi ayunan disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Pihaknya cenderung memilih menunggu situasi di lapangan, karena diyakini alur tersebut nantinya akan kembali berubah.
“Memang untuk membuat kondisi alur itu tidak berubah, bisa saja dilakukan pembuatan semacam pembatas pada sisi kiri dan kanan. Tapi jika alam berkehendak, itupun kemungkinan mampu dijebol,” ungkapnya.
Hal serupa disampaikan Bendesa Adat Kerobokan A.A. Putu Sutarja. Menurutnya, masalah itu biasa terjadi setiap tahun, serupa dengan fenomena sampah musim angin barat.
Ia meyakini kondisi alur yang berubah saat ini akan berbelok kembali di bulan Februari nanti. “Ayunan itu memang merupakan ikon kita berkaitan dengan pelaksanaan Festival Petitenget di tahun 2018 lalu,” sebutnya. (BC5)