Mangupura, balibercerita.com –
Sukses menggelar lomba ogoh-ogoh mini dan tapel ogoh-ogoh 2022, manajemen GWK Cultural Park berencana memperbesar pelaksanaan event tersebut di tahun depan. Hal itu dilakukan karena animo peserta yang mengikuti event itu terus meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini menjadi puncak dari tingginya animo para peserta dengan keterlibatan ratusan peserta dan berasal dari seluruh Bali.
Marketing Communication and Event Division Head GWK Cultural Park, Andre R. Prawiradisastra mengaku cukup antusias karena event tersebut tahun ini menyedot animo peserta yang cukup banyak. Tercatat event diikuti 120 peserta. Semula, pihaknya memperkirakan event itu akan diikuti oleh pemuda di wilayah Ungasan dan Kuta Selatan. Namun ternyata cukup banyak peserta yang ikut dari wilayah Denpasar, Buleleng dan Tabanan.
Hal itu kemungkinan karena keterlibatan 3 maestro ogoh-ogoh Bali yang menjadi dewan juri yaitu Putu Marmar Herayukti, Komang Gede Sentana Putra alias Kedux Garage dan Ida Bagus Nyoman Surya Wigenam alias Gusman Surya. “Event ini menjadi tahun ketiga kami laksanakan. Tahun ini memang paling banyak peserta dan paling bervariasi. Karena animonya cukup banyak, kemungkinan tahun depan akan kita buat yang lebih besar dan banyak peserta,” ungkapnya.
Dalam lomba tersebut pihaknya menyediakan total hadiah sebesar Rp 30 juta untuk 7 kategori. Mulai dari best of the best, anatomi terbaik, tampilan terbaik, konsep dan desain terbaik, inovasi dan teknologi terbaik, kostum payasan terbaik, juara favorit online dan juara favorit dewan juri. Tahun depan, hadiah itu akan ditingkatkan lagi seiring diperbesarnya event tersebut.
Diakuinya, lomba ogoh-ogoh mini secara berkesinambungan dilaksanakan pihaknya. Sementara untuk lomba tapel ogoh-ogoh merupakan hal yang baru pertama kalinya. Hal itu sebagai bentuk ruang apresiasi kepada seniman muda Bali, khususnya para seniman ogoh-ogoh.
Sebelum lomba diadakan, pihaknya juga melaksanakan workshop tentang pembuatan ogoh-ogoh kepada para peserta. Hal itu untuk mengasah dan meningkatkan keterampilan para seniman, memberikan ruang ekspresi seni, serta memberikan experience kepada pengunjung akan bentuk ogoh-ogoh di Bali yang memiliki nilai seni yang sangat tinggi. “Banyak yang melakukan pendaftaran mandiri melalui pendaftaran online yang kami sebar,” ucapnya.
Proses pembuatan karya itu diberikan waktu selama 1 bulan. Karya ogoh-ogoh mini dan tapel itu akan dipajang di bawah patung GWK, hingga lomba tersebut kembali dilaksanakan tahun depan. Adapun karya ogoh ogoh yang keluar sebagai juara dari 10 kategori masing-masing yakni, best of the best oleh I Made Adanyana Putra dengan judul karya Kumbakarna Pejah Amurti Ratu.
Kemudian kategori anatomi terbaik dari Marupa Production dengan judul karya Detya Sura Butha Antaka. Untuk kategori ekspresi terbaik oleh I Gede Hadi Susena dengan judul karya Reratuning Pengiwa Iwa. Selanjutnya kategori konsep dan desain terbaik dari Swecan Widhi dengan judul karya Puputan. Pada kategori inovasi dan teknologi terbaik oleh pasukan kera dengan judul karya Trineta.
Kemudian pada kategori kostum payasan terbaik oleh I Gede Gana Palguna W dengan karya Amuk Dewa Kuwera. Sementara, untuk favorit juri I milik Ces Art Studio dengan tema karya Prabu Watugunung Embas. Kemudian favorit juri II milik I Gede Hadi Susena judul karya Reratuning Pengiwa Iwa. Selanjutnya, favorit juri III milik I Made Adanyana Putra dengan judul karya Kumbakarna Pejah Amurti Ratu. Pada kategori terakhir adalah favorit online milik SMP Dwijendra Bualu dengan tema karya Sandikala. (BC5)